Kupang (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melaporkan, sejumlah wilayah di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) masih mengalami hari tanpa hujan (HTH) dengan kategori ekstrem pangan (> 60 hari).
Wilayah-wilayah itu tersebar di tujuh kabupaten yakni Kabupaten Lembata, Sumba Timur, Sabu Raijua, Kota Kupang, Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara dan Kabupaten Belu, kata Kepala BMKG Stasiun Klimatologi Kelas II Kupang, Apolinaris Geru, di Kupang, Selasa.
Ia mengemukakan hal itu berkaitan dengan perkembangan musim di provinsi berbasis kepulauan itu.
"Saat ini terdapat beberapa wilayah yang mengalami hari hujan antara lain Kabupaten Manggarai Barat (sekitar Werang), Kabupaten Manggarai (sekitar Iteng dan Gapong), Kabupaten Manggarai Timur (sekitar Benteng Jawa dan Ranamese), tetapi terdapat wilayah yang masih mengalami hari tanpa hujan (HTH) dengan kategori ekstrem pangang (> 60 hari)," katanya.
Wilayah yang masih mengalami HTH dengan kategori ekstrem panjang (> 60 hari) yaitu Kabupaten Lembata (sekitar Hadakewa), Kabupaten Sumba Timur (sekitar Waingapu, Lambanapu, Rambangaru, Melolo, Kawangu, Kananggar, Ori Angu dan Kamanggih).
Baca juga: BMKG perkirakan awal musim hujan 2020/2021 di NTT akhir Oktober
Baca juga: BMKG prediksi tiga hari ke depan hujan di NTT berkurang
Kabupaten Sabu Raijua (sekitar Daieko), Kota Kupang (sekitar Sikumana dan Oepoi), Kabupaten Kupang (sekitar Camplong dan Baumata), Kabupaten Timor Tengah Selatan (sekitar Kuatnana), Kabupaten Timor Tengah Utara (sekitar Oeninaat, Noemuti, Oenenu dan Sap’an) serta Kabupaten Belu (sekitar Atambua dan Haekesak).
Berdasarkan peta prakiraan kata dia, peluang curah hujan dasarian III Oktober 2020 diketahui bahwa pada umumnya wilayah NTT diprakirakan memiliki peluang curah hujan 0 – 50 mm sebesar 61 – 100 persen.
Namun di sebagian besar Kabupaten Manggarai Barat, sebagian kecil Kabupaten Manggarai, sebagian kecil Kabupaten Manggarai Timur, Ngada, Kabupaten Kupang, sebagian kecil Kabupaten Timor Tengah Utara.
Dan sebagian kecil Kabupaten Timor Tengah Selatan diprakirakan memiliki peluang curah hujan 51 – 100 mm sebesar 51 – 90 persen, katanya.
Wilayah-wilayah itu tersebar di tujuh kabupaten yakni Kabupaten Lembata, Sumba Timur, Sabu Raijua, Kota Kupang, Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara dan Kabupaten Belu, kata Kepala BMKG Stasiun Klimatologi Kelas II Kupang, Apolinaris Geru, di Kupang, Selasa.
Ia mengemukakan hal itu berkaitan dengan perkembangan musim di provinsi berbasis kepulauan itu.
"Saat ini terdapat beberapa wilayah yang mengalami hari hujan antara lain Kabupaten Manggarai Barat (sekitar Werang), Kabupaten Manggarai (sekitar Iteng dan Gapong), Kabupaten Manggarai Timur (sekitar Benteng Jawa dan Ranamese), tetapi terdapat wilayah yang masih mengalami hari tanpa hujan (HTH) dengan kategori ekstrem pangang (> 60 hari)," katanya.
Wilayah yang masih mengalami HTH dengan kategori ekstrem panjang (> 60 hari) yaitu Kabupaten Lembata (sekitar Hadakewa), Kabupaten Sumba Timur (sekitar Waingapu, Lambanapu, Rambangaru, Melolo, Kawangu, Kananggar, Ori Angu dan Kamanggih).
Baca juga: BMKG perkirakan awal musim hujan 2020/2021 di NTT akhir Oktober
Baca juga: BMKG prediksi tiga hari ke depan hujan di NTT berkurang
Kabupaten Sabu Raijua (sekitar Daieko), Kota Kupang (sekitar Sikumana dan Oepoi), Kabupaten Kupang (sekitar Camplong dan Baumata), Kabupaten Timor Tengah Selatan (sekitar Kuatnana), Kabupaten Timor Tengah Utara (sekitar Oeninaat, Noemuti, Oenenu dan Sap’an) serta Kabupaten Belu (sekitar Atambua dan Haekesak).
Berdasarkan peta prakiraan kata dia, peluang curah hujan dasarian III Oktober 2020 diketahui bahwa pada umumnya wilayah NTT diprakirakan memiliki peluang curah hujan 0 – 50 mm sebesar 61 – 100 persen.
Namun di sebagian besar Kabupaten Manggarai Barat, sebagian kecil Kabupaten Manggarai, sebagian kecil Kabupaten Manggarai Timur, Ngada, Kabupaten Kupang, sebagian kecil Kabupaten Timor Tengah Utara.
Dan sebagian kecil Kabupaten Timor Tengah Selatan diprakirakan memiliki peluang curah hujan 51 – 100 mm sebesar 51 – 90 persen, katanya.