Kupang (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Nusa Tenggara Timur mencatat jumlah penduduk usia produktif (15-64 tahun) di NTT meningkat signifikan pada 2020 yakni mencapai 69,47 persen dari total jumlah penduduk NTT berdasarkan Sensus Penduduk (SP) 2020 sebanyak 5.325.566 jiwa.
"Peningkatan penduduk usia produktif di NTT naik signifikan dibandingkan dengan tiga kali sensus penduduk sebelumnya yakni pada SP 1990 (55,82 persen), SP 2000 (58,72 persen), dan SP 2010 (57,73 persen)," kata Kepala BPS NTT Darwis Sitorus di Kupang, Kamis, (21/1).
Ia mengatakan kondisi ini menunjukkan apakah bonus demografi sudah terjadi di NTT dalam satu titik, namun jika dilihat angka proyeksi dari tahun per tahun sebelum 2020 maka angka pertumbuhan penduduk usia produktif ini sangat berbeda.
Darwis menjelaskan terjadi perubahan mendasar pada komposisi umur penduduk yang terjadi di NTT berdasarkan hasil SP 2020.
Selain penduduk usia produksi, jumlah penduduk usia 0-14 tahun di NTT tercatat menurun dari 37,31 persen pada SP 2010 menjadi 24,64 persen di 2020.
Sementara itu, jumlah penduduk usia 65 tahun ke atas meningkat dari 4,96 persen berdasarkan SP 2010 menjadi 5,89 pada 2020.
"Ini menunjukkan bahwa tingkat kesehatan di NTT khususnya pada masyarakat kalangan lanjut usia semakin baik," katanya.
Baca juga: BPS sebut defisit neraca perdagangan NTT menurun tiga tahun berturut-turut
Baca juga: Dalam lima tahun terakhir, pertumbuhan ekonomi NTT stagnan
Darwis menambahkan dari sisi struktur umur penduduk NTT didominasi generasi z yakni yang lahir antara 1997-2012 sebesar 34,72 persen atau 1,83 juta jiwa dan generasi milenial yakni yang lahir antara 1981-1996 sebesar 25,17 persen atau 1,33 juta jiwa.
Selanjutnya diikuti generasi x yakni yang lahir antara 1965-1980 sebesar 18,27 persen atau 960 ribu jiwa, generasi baby bommer yang lahir antara 1946-1964 sebesar 10,56 persen atau 560 ribu jiwa, dan generasi post gen z yang lahir pada 2013 dan seterusnya 9,29 persen atau 490 ribu jiwa.
"Peningkatan penduduk usia produktif di NTT naik signifikan dibandingkan dengan tiga kali sensus penduduk sebelumnya yakni pada SP 1990 (55,82 persen), SP 2000 (58,72 persen), dan SP 2010 (57,73 persen)," kata Kepala BPS NTT Darwis Sitorus di Kupang, Kamis, (21/1).
Ia mengatakan kondisi ini menunjukkan apakah bonus demografi sudah terjadi di NTT dalam satu titik, namun jika dilihat angka proyeksi dari tahun per tahun sebelum 2020 maka angka pertumbuhan penduduk usia produktif ini sangat berbeda.
Darwis menjelaskan terjadi perubahan mendasar pada komposisi umur penduduk yang terjadi di NTT berdasarkan hasil SP 2020.
Selain penduduk usia produksi, jumlah penduduk usia 0-14 tahun di NTT tercatat menurun dari 37,31 persen pada SP 2010 menjadi 24,64 persen di 2020.
Sementara itu, jumlah penduduk usia 65 tahun ke atas meningkat dari 4,96 persen berdasarkan SP 2010 menjadi 5,89 pada 2020.
"Ini menunjukkan bahwa tingkat kesehatan di NTT khususnya pada masyarakat kalangan lanjut usia semakin baik," katanya.
Baca juga: BPS sebut defisit neraca perdagangan NTT menurun tiga tahun berturut-turut
Baca juga: Dalam lima tahun terakhir, pertumbuhan ekonomi NTT stagnan
Darwis menambahkan dari sisi struktur umur penduduk NTT didominasi generasi z yakni yang lahir antara 1997-2012 sebesar 34,72 persen atau 1,83 juta jiwa dan generasi milenial yakni yang lahir antara 1981-1996 sebesar 25,17 persen atau 1,33 juta jiwa.
Selanjutnya diikuti generasi x yakni yang lahir antara 1965-1980 sebesar 18,27 persen atau 960 ribu jiwa, generasi baby bommer yang lahir antara 1946-1964 sebesar 10,56 persen atau 560 ribu jiwa, dan generasi post gen z yang lahir pada 2013 dan seterusnya 9,29 persen atau 490 ribu jiwa.