Kupang (Antara NTT) - Wilayah kepulauan Nusa Tenggara Timur saat ini berada di puncak musim kemarau yang disertai pula dengan cuaca panas dan angin kering, kata Prakirawan Stasiun Klimatologi Kelas II Kupang Linda Natalia So'langi di Kupang, Senin.

"Kecenderungan tinggi yang terjadi saat ini adalah jumlah hari tanpa hujan. Pertambahan jumlah hari tanpa hujan ini akan sangat mempengaruhi banyak sektor kehidupan masyarakat, seperti masalah persediaan air baku, dan lain-lain," katanya kepada Antara.

Linda Natalia menjelaskan kondisi dan dinamika atmosfer dan laut terkini, pertama yang perlu diketahui adalah peredaraan semu matahari. Saat ini matahari sedang berada di sekitar khatulistiwa sehingga radiasi yang masuk ke bumi cukup optimum.

Anomali suhu muka laut di wilayah Indonesia, katanya, berkisar 0,23 derajat celsius yang secara umum menunjukkan bahwa wilayah perairan laut netral.

Sedangkan anomali suhu muka laut di wilayah pembentukan El Nino La Nina berkisar -0,51 derajat celsius yang mengindikasikan adanya La Nina lemah, namun kondisi ini tidak signifikan untuk pertambahan tingkat curah hujan di wilayah NTT.

Dia menambahkan, aliran masa udara di wilayah Indonesia masih tetap didominasi oleh angin timuran. Kondidi ini sejalan dengan pola tekanan udara, di mana tekanan udara di belahan bumi selatan lebih tinggi yaitu 1013-1023 milibar (mb), dibanding di belahan bumi utara yang tekanan udaranya berkisar 1010-1013 mb.

Faktor ini menyebabkan masa udara yang bersifat kering dan dingin dari Australia akan bergerak ke utara melewati Indonesia, termasuk wilayah Nusa Tenggara Timur, sehingga menyebabkan peluang pembentukan hujan di NTT masih sangat kecil.

Pewarta : Bernadus Tokan
Editor : Laurensius Molan
Copyright © ANTARA 2024