Kupang (Antara NTT) - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengharapkan peran Sinode dari Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) untuk memperhatikan pendidikan anak di daratan Pulau Timor ini.
"Saat ini perkembangan teknologi sangat pesat, sehingga peran Sinode GMIT sangat diharapkan dalam membantu pendidikan anak-anak. Jika tidak cepat maka anak-anak kita bisa hilang pekerjaannya," kata Menko Luhut di Kupang, Selasa.
Luhut mengunjungi NTT dalam rangka meninjau produksi garam milik PT Garam di Desa Bipolo serta progres pembangunan Bendungan Raknamo di Kabupaten Kupang, mengunjungi gereja-gereja di lingkungan GMIT yang tengah memperingati hari jadinya ke-70 GMIT serta peringatan 500 tahun Reformasi Gereja di Indonesia.
Sinode GMIT, menurut dia, harus mendorong anak-anak untuk sekolah, apalagi saat ini tantangan teknologi ke depan semakin kompleks.
Ia mencontohkan banyak gerai toko pakaian dan makanan yang tutup, karena semuanya dipesan melalui teknologi.
"Keunggulan dari teknologi pesan makan dan baju hanya dari HP, sehingga banyak toko-toko yang ditutup. Ini yang kita khawatirkan agar pendidikan jangan sampai ditutup karena semua dapat dilihat dan dinikmati melalui layar HP," katanya
Ia juga mencontohkan seorang mahasiswa S3 kimia Intitute Teknologi Bandung (ITB) Grandprix Thomryes Marth Kadja yang meraih gelar doktor termuda di Indonesia pada usia 24 tahun dan berhasil meraih penghargaan "cum laude".
"Dia (Grandprix Thomryes Marth Kadja, red) akan kami manfaatkan jasanya untuk membantu menciptakan mobil tenaga listrik di Indonesia," kata Luhut menambahkan.
Sementara itu, Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertingal dan Transmigrasi Eko Sandjojo mengatakan bahwa pendidikan itu sangat penting dan perlu.
"Indonesia pada saatnya akan menjadi kekuatan ekonomi nomor lima dunia. Kalau anak-anak kita tidak bisa bersaing dalam era tersebut maka para pekerja asing yang akan menguasainya," tambahnya.
"Saat ini perkembangan teknologi sangat pesat, sehingga peran Sinode GMIT sangat diharapkan dalam membantu pendidikan anak-anak. Jika tidak cepat maka anak-anak kita bisa hilang pekerjaannya," kata Menko Luhut di Kupang, Selasa.
Luhut mengunjungi NTT dalam rangka meninjau produksi garam milik PT Garam di Desa Bipolo serta progres pembangunan Bendungan Raknamo di Kabupaten Kupang, mengunjungi gereja-gereja di lingkungan GMIT yang tengah memperingati hari jadinya ke-70 GMIT serta peringatan 500 tahun Reformasi Gereja di Indonesia.
Sinode GMIT, menurut dia, harus mendorong anak-anak untuk sekolah, apalagi saat ini tantangan teknologi ke depan semakin kompleks.
Ia mencontohkan banyak gerai toko pakaian dan makanan yang tutup, karena semuanya dipesan melalui teknologi.
"Keunggulan dari teknologi pesan makan dan baju hanya dari HP, sehingga banyak toko-toko yang ditutup. Ini yang kita khawatirkan agar pendidikan jangan sampai ditutup karena semua dapat dilihat dan dinikmati melalui layar HP," katanya
Ia juga mencontohkan seorang mahasiswa S3 kimia Intitute Teknologi Bandung (ITB) Grandprix Thomryes Marth Kadja yang meraih gelar doktor termuda di Indonesia pada usia 24 tahun dan berhasil meraih penghargaan "cum laude".
"Dia (Grandprix Thomryes Marth Kadja, red) akan kami manfaatkan jasanya untuk membantu menciptakan mobil tenaga listrik di Indonesia," kata Luhut menambahkan.
Sementara itu, Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertingal dan Transmigrasi Eko Sandjojo mengatakan bahwa pendidikan itu sangat penting dan perlu.
"Indonesia pada saatnya akan menjadi kekuatan ekonomi nomor lima dunia. Kalau anak-anak kita tidak bisa bersaing dalam era tersebut maka para pekerja asing yang akan menguasainya," tambahnya.