Kupang (Antaranews NTT) - Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Nusa Tenggara Timur Ganef Wurgiyanto mengklaim bahwa kontribusi sektor kelautan dan perikanan untuk menambah pundi-pundi pendapatan asli daerah (PAD) setempat mencapai sekitar Rp1,3 miliar pada tahun 2017.
"Pencapaian PAD dari sektor kelautan dan perikanan ini sebesar 110,5 persen atau dari Rp700 juta lebih pada 2016, naik menjadi Rp1,3 miliar lebih pada 2017," kata Ganef Wurgiyanto saat dihubungi Antara di Kupang, Selasa.
Mantan Kepala Bidang Perikanan Tangkap DKP NTT itu menyebutkan, pendapat itu diperoleh dari sejumlah sumber seperti di Kabupaten Kupang berupa produksi udang di Tablolong dan produksi benih ikan di Desa Noekele, dan tambak garam di Oesapa, Kota Kupang.
Kemudian, pendapatan juga diperoleh dari biaya tambat labu kapal nelayan, dokumen kapal, dan persediaan air bersih untuk masyarakat nelayan di Pelabuhan TPI Tenau dan PPI Oeaba Kota Kupang.
Selain itu, lanjutnya, dari biaya pemanfaatan laboratorium pembinaan dan.pengujian mutu hasil perikanan untuk produk-produk yang mau dikirim ke luar daerah.
Ia mengatakan, sementara itu target pendapatan untuk tahun 2018 berdasarkan pembahasan dalam anggaran pendapatan dan belanja daerah setempat sebesar Rp1,2 miliar.
Untuk itu, lanjutnya, DKP provnsi berupaya memperkuat sejumlah sumber pendapatan terutama meningkatkan produktivitas hasil seperti benih ikan, udang, dan garam yang dikelolah.
Ganef mengatakan selain menggenjot pendapatan daerah, pihaknya juga tetap berfokus pada peningkatan produktivitas hasil tangkapan nelayan di provisi berbasiskan kepualauan dengan luas wilayah laut mencapai 200.000 kilometer persegi itu.
DKP NTT menambah alokasi bantuan sebanyak 300 kapal nelayan berjenis perahu ketinting dan kapal 3 GT (gross tonnage) yang untuk diadakan melalaui APBD 2018.
Ia menyebutkan, alokasi bantuan kapal itu di antaranya perahu ketinting sebanyak 200 unit dan 100 unit kapal 3 GT yang masing-masing dilengkapi juga dengan alat tangkap ramah lingkungan berupa gill net dan Global Positioning System (GPS).
"Memang bantuan ini masih terbatas dibandingkan jumlah proposal yang masuk, namun setiap tahun secara bertahap akan kami alokasikan, selain juga bantuan dari pemerintah pusat," kata Ganef Wurgiyanto.
"Pencapaian PAD dari sektor kelautan dan perikanan ini sebesar 110,5 persen atau dari Rp700 juta lebih pada 2016, naik menjadi Rp1,3 miliar lebih pada 2017," kata Ganef Wurgiyanto saat dihubungi Antara di Kupang, Selasa.
Mantan Kepala Bidang Perikanan Tangkap DKP NTT itu menyebutkan, pendapat itu diperoleh dari sejumlah sumber seperti di Kabupaten Kupang berupa produksi udang di Tablolong dan produksi benih ikan di Desa Noekele, dan tambak garam di Oesapa, Kota Kupang.
Kemudian, pendapatan juga diperoleh dari biaya tambat labu kapal nelayan, dokumen kapal, dan persediaan air bersih untuk masyarakat nelayan di Pelabuhan TPI Tenau dan PPI Oeaba Kota Kupang.
Selain itu, lanjutnya, dari biaya pemanfaatan laboratorium pembinaan dan.pengujian mutu hasil perikanan untuk produk-produk yang mau dikirim ke luar daerah.
Ia mengatakan, sementara itu target pendapatan untuk tahun 2018 berdasarkan pembahasan dalam anggaran pendapatan dan belanja daerah setempat sebesar Rp1,2 miliar.
Untuk itu, lanjutnya, DKP provnsi berupaya memperkuat sejumlah sumber pendapatan terutama meningkatkan produktivitas hasil seperti benih ikan, udang, dan garam yang dikelolah.
Ganef mengatakan selain menggenjot pendapatan daerah, pihaknya juga tetap berfokus pada peningkatan produktivitas hasil tangkapan nelayan di provisi berbasiskan kepualauan dengan luas wilayah laut mencapai 200.000 kilometer persegi itu.
DKP NTT menambah alokasi bantuan sebanyak 300 kapal nelayan berjenis perahu ketinting dan kapal 3 GT (gross tonnage) yang untuk diadakan melalaui APBD 2018.
Ia menyebutkan, alokasi bantuan kapal itu di antaranya perahu ketinting sebanyak 200 unit dan 100 unit kapal 3 GT yang masing-masing dilengkapi juga dengan alat tangkap ramah lingkungan berupa gill net dan Global Positioning System (GPS).
"Memang bantuan ini masih terbatas dibandingkan jumlah proposal yang masuk, namun setiap tahun secara bertahap akan kami alokasikan, selain juga bantuan dari pemerintah pusat," kata Ganef Wurgiyanto.