Kupang (ANTARA) - Dewan Kerajinan Nasional daerah (Dekranasda) Nusa Tenggara Timur mengapresiasi kinerja Kanwil Kementerian Hukum dan HAM NTT yang selama ini terus mendorong pemerintah daerah di NTT untuk gencar mendaftarkan indikasi geografis (IG) tenun ikatnya untuk mencegah penjiplakan hasil karya.
Staf Bidang Menajemen Usaha dan Pendanaan Dekranasda NTT Marselina Kopong kepada ANTARA di Kupang, Jumat, (1/10) mengatakan bahwa selama ini dalam proses percepatan indikasi geografis tenun ikat di NTT Kanwil Kemenkumham NTT selalu mensosialisasikan pentingnya IG bagi tenun ikat di NTT ini.
"Dari 22 kabupatren/kota di NTT ini masih ada 11 kabupaten/kota yang belum mendaftarkan indikasi geografis tenun ikatnya," katanya.
Ia mengaku mengapresiasi langsung Kepala Kanwil Kemenkumham NTT Marciana D Jone yang terus menerus ke sejumlah kabupaten di NTT untuk meminta kepala daerah untuk segera mendaftarkan IG tenun ikatnya.
Selain itu juga membantu tugas dari Dekranasda NTT untuk bantu sosialisasi pentingnya suatu daerah mendaftarkan indikasi geografisnya, agar tidak mudah dijiplak oleh daerah lain, atau negara lain.
Iapun menyebutkan 11 kabupaten/kota yang belum mendaftarkan indikasi geografisnya itu seperti, Manggarai Barat, Manggarai Timur, Ende, Sumba Tengah, Sumba Barat, Sumba Barat Daya, Lembata, Timor Tengah Selatan, Sabu Raijua dan Kabupaten Kupang.
Dekranasda NTT sendiri menargetkan pada akhir 2021 ini seluruh kabupaten di NTT yang belum mendaftarkan IG tenun ikatnya bisa segera didaftarkan sehingga kedepannya tidak mudah dijiplak oleh daerah lain.
Iapun mengaku tak ingin kejadian tenun kejadian penjiplakan tenun ikat Sumba oleh desainer asal Jepara terjadi lagi, mengingat NTT memiliki banyak sekali motif tenun ikat.
"Kita tergetkan pada akhir 2021 ini seluruh daerah di NTT tenun ikatnya bisa didaftarkan, apalagi Kemenkumham NTT selama ini juga terus mendukung serta mendorong percepatan pendaftaran IG di seluruh wilayah NTT ini," tambah dia.
Baca juga: Kemenkumham NTT dorong pemda SBD percepat pendaftaran IG tenun ikat
Baca juga: Kemenkumham dukung perlindungan Indikasi Geografis Tenun Manggarai
Staf Bidang Menajemen Usaha dan Pendanaan Dekranasda NTT Marselina Kopong kepada ANTARA di Kupang, Jumat, (1/10) mengatakan bahwa selama ini dalam proses percepatan indikasi geografis tenun ikat di NTT Kanwil Kemenkumham NTT selalu mensosialisasikan pentingnya IG bagi tenun ikat di NTT ini.
"Dari 22 kabupatren/kota di NTT ini masih ada 11 kabupaten/kota yang belum mendaftarkan indikasi geografis tenun ikatnya," katanya.
Ia mengaku mengapresiasi langsung Kepala Kanwil Kemenkumham NTT Marciana D Jone yang terus menerus ke sejumlah kabupaten di NTT untuk meminta kepala daerah untuk segera mendaftarkan IG tenun ikatnya.
Selain itu juga membantu tugas dari Dekranasda NTT untuk bantu sosialisasi pentingnya suatu daerah mendaftarkan indikasi geografisnya, agar tidak mudah dijiplak oleh daerah lain, atau negara lain.
Iapun menyebutkan 11 kabupaten/kota yang belum mendaftarkan indikasi geografisnya itu seperti, Manggarai Barat, Manggarai Timur, Ende, Sumba Tengah, Sumba Barat, Sumba Barat Daya, Lembata, Timor Tengah Selatan, Sabu Raijua dan Kabupaten Kupang.
Dekranasda NTT sendiri menargetkan pada akhir 2021 ini seluruh kabupaten di NTT yang belum mendaftarkan IG tenun ikatnya bisa segera didaftarkan sehingga kedepannya tidak mudah dijiplak oleh daerah lain.
Iapun mengaku tak ingin kejadian tenun kejadian penjiplakan tenun ikat Sumba oleh desainer asal Jepara terjadi lagi, mengingat NTT memiliki banyak sekali motif tenun ikat.
"Kita tergetkan pada akhir 2021 ini seluruh daerah di NTT tenun ikatnya bisa didaftarkan, apalagi Kemenkumham NTT selama ini juga terus mendukung serta mendorong percepatan pendaftaran IG di seluruh wilayah NTT ini," tambah dia.
Baca juga: Kemenkumham NTT dorong pemda SBD percepat pendaftaran IG tenun ikat
Baca juga: Kemenkumham dukung perlindungan Indikasi Geografis Tenun Manggarai