Kupang, NTT (ANTARA) - Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan (Kanwil DJPb) Provinsi Nusa Tenggara Timur mendorong kolaborasi dalam memperluas pemasaran produk UMKM tenun melalui program inovasi Kampung UMi Klaster Tenun dan Website Lopo Tenun.
“Program Inovatif Kampung UMi Klaster Tenun di Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) merupakan upaya pengembangan industri tenun dari pemerintah melalui kolaborasi Pusat Investasi Pemerintah (PIP) dan Adaide Indonesia (Ada Impact),” kata Kepala Kanwil DJPb NTT Adi Setiawan di Kupang, Kamis.
Ia menjelaskan program tersebut bertujuan meningkatkan produktivitas dan daya saing para penenun, mewujudkan kemandirian dan inklusivitas, serta berdampak pada kesejahteraan bagi masyarakat setempat.
Program tersebut berlangsung selama empat tahun di Desa Nian (32 peserta), Desa Kiusili (40 peserta), Desa Tapenpah (18 peserta), Desa Fafinesu (36 peserta) dan Desa Tautpah (37 peserta) di wilayah Kabupaten TTU.
“Tahapan program berlangsung selama empat tahun dan bersifat saling melengkapi,” ujar Adi.
Pada tahun pertama dan kedua, lanjut dia, program difokuskan pada peningkatan kualitas produksi seperti kain tenun ikat pewarna alami, perbaikan keterampilan dasar menenun, brand positioning, aktivasi sosial media, dan peningkatan akses pasar.
“Pada tahun ketiga dan keempat, komunitas tenun ditargetkan memiliki legalitas, terwujudnya kolaborasi brand, business matching, terlibat dalam eksebisi nasional dan internasional, dan mampu memenuhi kuota ekspor,” katanya.
Lebih lanjut, dukungan pemasaran UMKM yang diinisiasi Kanwil DJPb NTT diwujudkan melalui pengembangan Website Lopo Tenun (lopotenun.com dan lopotenun.id).
“Website ini bertujuan untuk menyediakan sarana edukasi, publikasi/etalase dan promosi/pemasaran produk tenun dan turunannya (hilirisasi),” kata Adi.
Ia mengatakan website tersebut telah diluncurkan pada saat Pameran Pembangunan NTT Agustus 2025 dan telah dimanfaatkan sejumlah UMKM untuk memasarkan produk, baik secara konvensional maupun digital seperti UMKM Nice Handicraft, Enacraft, Cerita Mama dari Timur, Dekranasda Belu, dan Artshop Ayotupas.
Adi berharap kehadiran website itu semakin memperkaya akses pemasaran digital sehingga produk tenun NTT dapat dikenal lebih luas, menjangkau pasar nasional maupun internasional, serta turut menjaga kelestarian warisan budaya dan memperkenalkan keunikan tenun kepada generasi muda.

