Kupang (AntaraNews NTT) - Prajurit TNI dari Kodim 1604/Kupang, Nusa Tenggara Timur, Jumat (6/4) menggelar Operasi Teritorial guna membantu masyarakat yang bermukim di kawasan perbatasan Indonesia dengan Timor Leste.
Komandan Korem 161/Wirasakti Kupang Brigjen TNI Teguh Muji Angkasa usai memimpin upacara pembukaan Operasi Teritorial Tahun 2018 yang dilaksanakan di Kecamatan Amfoang Timur, Kabupaten Kupang mengatakan Operasi Teritorial yang digelar di kawasan perbatasan adalah bagian dari kehadiran pemerintah di tengah masyarakat.
"Ini bukti kehadiran pemerintah di tengah masyarakat, karena memang operasi teritorial yang dilakukan bertujuan untuk membantu masyarakat dan memberdayakan masyarakat di perbatasan," katanya.
Operasi Teritorial 2018 menyasar dua desa di Kecamatan Amfoang Timur, yakni Desa Netemnanu Utara dan Netemnanu Selatan.
Fokus dalam operasi teritorial itu adalah pembangunan sejumlah rumah ibadah, rumah pastoran (rumah untuk pastor), rumah Pastori (rumah untuk pendeta) serta revitalisasi pasar perbatasan dan perbaikan fasilitas pendidikan seperti sekolah.
"Disamping itu juga memperbaiki fasilitas-fasilitas umum lainnya di dua desa tersebut agar bisa digunakan oleh masyarakat kawasan perbatasan dengan baik," tambahnya.
Baca juga: TNI tingkatkan pengamanan cegah masuknya narkoba
. Sejumlah warga desa Netemnanu Utara, Kecamatan Amfoang Timur, Kabupaten Kupang, NTT yang berbatasan dengan Oecusse, Timor Leste tersenyum lebar usai menerima bingkisan dari TNI dalam program TNI Operasi Teritorial 2018, Jumat (6/4). (ANTARA Foto/Kornelis Kaha)
Selain sebagai bagian dari kehadiran negara di tengah masyarakat di kawasan perbatasan, operasi teritorial juga bagian dari tugas TNI untuk membantu pemerintah daerah dalam membangun wilayahnya.
Hal ini, kata jenderal berbintang satu itu sesuai dengan UU RI No 34 tahun 2004 tentang Tugas-tugas TNI salah satunya adalah operasi teritorial yang dilakukan pada saat ini.
"Jadi selama negara tidak dalam keadaan perang, tugas TNI adalah membantu masyarakat di kawasan perbatasan baik melalui operasi teritorial dan program Tentara Manunggal Masuk Desa (TMMD)," tambahnya.
Alasan memilih kawasan perbatasan untuk program Operasi Teritorial dan TMMD karena menurutnya TNI mempunyai tujuan khusus untuk membangun kawasan perbatasan.
"Artinya bahwa strategis di perbatasan itu lebih berarti dibandingkan di daerah lain. Kalau di daerah lain ada kegiatan TMMD yang dalam setahun ada dua atau tiga kali di lakukan," tambahnya.
Sementara itu Komandan Distrik Militer Kodim 1604/Kupang Letkol Kav F.X Aprillia Setyo Wicaksono mengatakan kegiatan operasi teritorial itu akan dilakukan selama 70 hari.
"Total anggaran untuk kegiatan ini Rp1,1 miliar namun hingga saat ini baru ada bantuan dari sejumlah BUMN seperti Bank Indonesia, Angkasa Pura I serta dari Pertamina," katanya.
Operasi teritorial dibagi dalam dua kegiatan yakni operasi teritorial secara fisik serta non fisik. Untuk fisik dilakukan pembangunan dan perbaikan gedung serta fasilitas umum lainnya, sementara non fisik yakni pembinaan.
Pembinaan yang dilakukan antara lain sosialisasi narkoba dan penyuluhan yang bersifat meningkatkan rasa nasionalisme warga perbatasan.
Baca juga: Satgas Pamtas banyak bantu warga perbatasan
Komandan Korem 161/Wirasakti Kupang Brigjen TNI Teguh Muji Angkasa memberikan penghargaan kepada salah satu personel Satgas Pamtas RI-RDTL yang telah bertugas dengan baik di wilayah perbatasan (Foto ANTARA/Kornelis Kaha)
Komandan Korem 161/Wirasakti Kupang Brigjen TNI Teguh Muji Angkasa usai memimpin upacara pembukaan Operasi Teritorial Tahun 2018 yang dilaksanakan di Kecamatan Amfoang Timur, Kabupaten Kupang mengatakan Operasi Teritorial yang digelar di kawasan perbatasan adalah bagian dari kehadiran pemerintah di tengah masyarakat.
"Ini bukti kehadiran pemerintah di tengah masyarakat, karena memang operasi teritorial yang dilakukan bertujuan untuk membantu masyarakat dan memberdayakan masyarakat di perbatasan," katanya.
Operasi Teritorial 2018 menyasar dua desa di Kecamatan Amfoang Timur, yakni Desa Netemnanu Utara dan Netemnanu Selatan.
Fokus dalam operasi teritorial itu adalah pembangunan sejumlah rumah ibadah, rumah pastoran (rumah untuk pastor), rumah Pastori (rumah untuk pendeta) serta revitalisasi pasar perbatasan dan perbaikan fasilitas pendidikan seperti sekolah.
"Disamping itu juga memperbaiki fasilitas-fasilitas umum lainnya di dua desa tersebut agar bisa digunakan oleh masyarakat kawasan perbatasan dengan baik," tambahnya.
Baca juga: TNI tingkatkan pengamanan cegah masuknya narkoba
Hal ini, kata jenderal berbintang satu itu sesuai dengan UU RI No 34 tahun 2004 tentang Tugas-tugas TNI salah satunya adalah operasi teritorial yang dilakukan pada saat ini.
"Jadi selama negara tidak dalam keadaan perang, tugas TNI adalah membantu masyarakat di kawasan perbatasan baik melalui operasi teritorial dan program Tentara Manunggal Masuk Desa (TMMD)," tambahnya.
Alasan memilih kawasan perbatasan untuk program Operasi Teritorial dan TMMD karena menurutnya TNI mempunyai tujuan khusus untuk membangun kawasan perbatasan.
"Artinya bahwa strategis di perbatasan itu lebih berarti dibandingkan di daerah lain. Kalau di daerah lain ada kegiatan TMMD yang dalam setahun ada dua atau tiga kali di lakukan," tambahnya.
Sementara itu Komandan Distrik Militer Kodim 1604/Kupang Letkol Kav F.X Aprillia Setyo Wicaksono mengatakan kegiatan operasi teritorial itu akan dilakukan selama 70 hari.
"Total anggaran untuk kegiatan ini Rp1,1 miliar namun hingga saat ini baru ada bantuan dari sejumlah BUMN seperti Bank Indonesia, Angkasa Pura I serta dari Pertamina," katanya.
Operasi teritorial dibagi dalam dua kegiatan yakni operasi teritorial secara fisik serta non fisik. Untuk fisik dilakukan pembangunan dan perbaikan gedung serta fasilitas umum lainnya, sementara non fisik yakni pembinaan.
Pembinaan yang dilakukan antara lain sosialisasi narkoba dan penyuluhan yang bersifat meningkatkan rasa nasionalisme warga perbatasan.
Baca juga: Satgas Pamtas banyak bantu warga perbatasan