Kota Kupang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur (NTT) telah mengerahkan 39 mobil tanki, termasuk 34 mobil tanki milik swasta untuk mendistribusikan bantuan air bersih bagi warga daerah itu yang mengalami kesulitan air bersih.
"Pemerintah telah merespon keluhan warga. Sejak Juli 2021 lalu, kami telah mengerahkan puluhan mobil tanki untuk mendistribusikan air ke desa-desa/kelurahan yang mengalami krisis air bersih," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sabu Raijua David Ndu Ufi, Jumat (29/10).
Dia mengemukakan hal itu ketika dihubungi ANTARA melalui telepon genggam dari Kupang, terkait laporan mengenai krisis air bersih yang melanda wilayah itu.
Krisis air bersih dilaporkan melanda seluruh desa/kelurahan di Kabupaten Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur (NTT) akibat kemarau panjang.
"Di Kabupaten Sabu Raijua ada 58 desa dan lima kelurahan, tersebar di lima kecamatan. Semuanya mengalami krisis air bersih sejak Juni 2021 lalu," kata Ndu Ufi.
Baca juga: Pemkab Sabu Raijua segera operasikan kembali pabrik rumput laut-air kemasan
Dia mengatakan, bantuan air bersih telah dilakukan sejak bulan Juli 2021 lalu, saat sumur-sumur warga mulai mengering dan warga mulai menjerit karena kesulitan air.
"Distribusi bantuan air bersih adalah bagian dari upaya penanganan jangka pendek, dan untuk jangka panjang, pemerintah terus mendorong warga untuk menanam tanaman umur panjang, terutama pada daerah-daerah yang bisa menampung air hujan," katanya.
Disamping memperbanyak pembangunan embung-embung dan melakukan perbaikan terhadap embung-embung yang rusak akibat bencana badai Seroja pada April 2021 lalu.
Baca juga: BPBD Sabu Raijua masih cari satu nelayan yang hilang
"Di Kabupaten Sabu Raijua memang sudah ada beberapa embung yang dibangun oleh pemerintah pusat, tetapi karena embung-embungnya rusak karena bencana Badai Seroja sehingga tidak bisa menampung air," katanya.
Dia mengatakan telah berkoordinasi dengan pemerintah provinsi maupun Balai Wilayah Sungai NTT agar kerusakan embung-embung tersebut dapat segera ditangani agar bisa menampung air pada musim hujan tahun ini.
"Pemerintah telah merespon keluhan warga. Sejak Juli 2021 lalu, kami telah mengerahkan puluhan mobil tanki untuk mendistribusikan air ke desa-desa/kelurahan yang mengalami krisis air bersih," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sabu Raijua David Ndu Ufi, Jumat (29/10).
Dia mengemukakan hal itu ketika dihubungi ANTARA melalui telepon genggam dari Kupang, terkait laporan mengenai krisis air bersih yang melanda wilayah itu.
Krisis air bersih dilaporkan melanda seluruh desa/kelurahan di Kabupaten Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur (NTT) akibat kemarau panjang.
"Di Kabupaten Sabu Raijua ada 58 desa dan lima kelurahan, tersebar di lima kecamatan. Semuanya mengalami krisis air bersih sejak Juni 2021 lalu," kata Ndu Ufi.
Baca juga: Pemkab Sabu Raijua segera operasikan kembali pabrik rumput laut-air kemasan
Dia mengatakan, bantuan air bersih telah dilakukan sejak bulan Juli 2021 lalu, saat sumur-sumur warga mulai mengering dan warga mulai menjerit karena kesulitan air.
"Distribusi bantuan air bersih adalah bagian dari upaya penanganan jangka pendek, dan untuk jangka panjang, pemerintah terus mendorong warga untuk menanam tanaman umur panjang, terutama pada daerah-daerah yang bisa menampung air hujan," katanya.
Disamping memperbanyak pembangunan embung-embung dan melakukan perbaikan terhadap embung-embung yang rusak akibat bencana badai Seroja pada April 2021 lalu.
Baca juga: BPBD Sabu Raijua masih cari satu nelayan yang hilang
"Di Kabupaten Sabu Raijua memang sudah ada beberapa embung yang dibangun oleh pemerintah pusat, tetapi karena embung-embungnya rusak karena bencana Badai Seroja sehingga tidak bisa menampung air," katanya.
Dia mengatakan telah berkoordinasi dengan pemerintah provinsi maupun Balai Wilayah Sungai NTT agar kerusakan embung-embung tersebut dapat segera ditangani agar bisa menampung air pada musim hujan tahun ini.