Kupang (ANTARA) - Wakil Bupati Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, Agustinus Payong Boli mengatakan pemerintah setempat segera melakukan normalisasi sungai yang terbentuk sejak badai siklon tropis Seroja pada April 2021 lalu.
"Kami sedang dalam tahap persiapan untuk pelaksanaan normalisasi sungai yang tersebar di Kecamatan Adonara Tengah, Adonara Barat, dan Wotan Ulu Mado," katanya dalam keterangan yang diterima di Kupang, Senin, (14/2).
Ia mengatakan pemerintah daerah telah menyiapkan anggaran sekitar Rp600 juta untuk normalisasi sungai pada beberapa desa yang tersebar di tiga kecamatan tersebut.
Agustinus menjelaskan aliran air sungai yang menjadi sasaran normalisasi tersebut pada beberapa waktu lalu meluap sehingga merusak badan jalan dan jembatan.
Selain itu, kata dia luapan air sungai juga mengakibatkan tanaman pertanian rusak dan akses jalan terputus sehingga mengganggu aktivitas ekonomi masyarakat desa.
"Karena itu kami segera normalisasi dalam beberapa hari ke depan. Saat ini masih menunggu dukungan alat berat yang masih digunakan untuk mengerjakan proyek nasional di Flores Timur," katanya.
Agunstinus mengatakan dirinya sudah turun langsung ke lapangan beberapa waktu lalu untuk bertemu dengan pemerintah desa dan masyarakat terkait pelaksanaan normalisasi sungai tersebut.
Baca juga: Flotim dapat alokasi Rp5 miliar bangun jembatan terdampak Seroja
Selain itu, kata dia juga mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada terhadap bencana karena wilayah kecamatan yang menjadi sasaran normalisasi merupakan daerah dengan kondisi tanah yang basah sehingga rawat longsor maupun banjir bandang.
Baca juga: Flores Timur catat 24 kasus DBD sejak memasuki 2022
"Saya imbau kepada masyarakat agar selalu waspada bencana apalagi di saat hujan dengan intensitas tinggi dalam waktu yang lama," katanya.
Ia berharap dengan normalisasi sungai ini, ke depan dapat meminimalkan risiko bencana banjir sehingga tidak berdampak pada berbagai aktivitas masyarakat di desa-desa.
"Kami sedang dalam tahap persiapan untuk pelaksanaan normalisasi sungai yang tersebar di Kecamatan Adonara Tengah, Adonara Barat, dan Wotan Ulu Mado," katanya dalam keterangan yang diterima di Kupang, Senin, (14/2).
Ia mengatakan pemerintah daerah telah menyiapkan anggaran sekitar Rp600 juta untuk normalisasi sungai pada beberapa desa yang tersebar di tiga kecamatan tersebut.
Agustinus menjelaskan aliran air sungai yang menjadi sasaran normalisasi tersebut pada beberapa waktu lalu meluap sehingga merusak badan jalan dan jembatan.
Selain itu, kata dia luapan air sungai juga mengakibatkan tanaman pertanian rusak dan akses jalan terputus sehingga mengganggu aktivitas ekonomi masyarakat desa.
"Karena itu kami segera normalisasi dalam beberapa hari ke depan. Saat ini masih menunggu dukungan alat berat yang masih digunakan untuk mengerjakan proyek nasional di Flores Timur," katanya.
Agunstinus mengatakan dirinya sudah turun langsung ke lapangan beberapa waktu lalu untuk bertemu dengan pemerintah desa dan masyarakat terkait pelaksanaan normalisasi sungai tersebut.
Baca juga: Flotim dapat alokasi Rp5 miliar bangun jembatan terdampak Seroja
Selain itu, kata dia juga mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada terhadap bencana karena wilayah kecamatan yang menjadi sasaran normalisasi merupakan daerah dengan kondisi tanah yang basah sehingga rawat longsor maupun banjir bandang.
Baca juga: Flores Timur catat 24 kasus DBD sejak memasuki 2022
"Saya imbau kepada masyarakat agar selalu waspada bencana apalagi di saat hujan dengan intensitas tinggi dalam waktu yang lama," katanya.
Ia berharap dengan normalisasi sungai ini, ke depan dapat meminimalkan risiko bencana banjir sehingga tidak berdampak pada berbagai aktivitas masyarakat di desa-desa.