Mbay (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Nagekeo mengoptimalkan ranch atau ladang ternak untuk mendorong produktivitas peternakan di Nagekeo, Nusa Tenggara Timur.
"Kami optimalkan ranch ternak dengan menyediakan fasilitas untuk membantu pakan ternak di sana," kata Kepala Dinas Peternakan Klementina Dawo di Mbay, Kamis, (24/2).
Ranch ternak pertama yang memiliki sarana prasarana lengkap ialah rens ternak di Wolo Lodo, Kecamatan Boawae. Pada lahan seluas 3,5 hektare, pemerintah memfasilitasi bantuan tanaman pakan ternak bekerja sama dengan Yayasan Puge Figo seperti tanaman Indogofera dan Lamtoro Taramba. Dua jenis tanaman itu tidak sekadar berfungsi sebagai pakan ternak, melainkan juga penguat lahan dan pelindung mata air.
Di Wolo Lodo, jenis ternak yang dikembangkan ialah Kambing Peranakan Etawah (PE). Sekiranya sudah ada 17.000 ekor kambing PE yang merupakan bantuan pemerintah dan telah berkembangbiak. Pada ladang tersebut, pemerintah juga menyediakan fasilitas pagar keliling dengan sumber air yang menggunakan tenaga surya.
Ranch ternak berikutnya yang mendapatkan intervensi Pemkab Nagekeo ialah ranch ternak di Desa Totomala, Kecamatan Wolowae. Untuk ladang tersebut, pemerintah sedang mengupayakan pagar keliling dan penggunaan teknologi untuk penyediaan air. Dinas terkait pun berencana untuk membuat kebun penghijauan pakan ternak bersama kelompok pengelola.
Sedangkan ranch berikutnya yang disiapkan pemerintah daerah yakni ladang ternak di Lape, Kecamatan Aesesa. Di kawasan tersebut, pemerintah akan membuat pagar keliling untuk bisa melokalisasi ternak warga di dalamnya. Nantinya, pemerintah akan menyediakan sumber air dan pakan.
Selain meningkatkan produktivitas peternakan melalui pengembangan ranch ternak, Pemkab Nagekeo juga mengatasi isu permasalahan lahan di daerah irigasi dengan membangun kandang pembiakan dan penyediaan sapi.
Baca juga: Pemkab Nagekeo salurkan bantuan 1.000 ekor ayam petelur
Program tersebut merupakan bentuk kerja sama dengan Dinas Pertanian Nagekeo. Nantinya, sapi guliran yang disediakan pemerintah itu akan diambil dari desa lain dan dimasukkan ke daerah irigasi.
Baca juga: Pemkab Nagekeo percepat pembangunan pariwisata daerah
Limbah dari pertanian maupun peternakan juga nantinya kembali dimanfaatkan oleh Dinas Peternakan Nagekeo.
"Kami optimalkan ranch ternak dengan menyediakan fasilitas untuk membantu pakan ternak di sana," kata Kepala Dinas Peternakan Klementina Dawo di Mbay, Kamis, (24/2).
Ranch ternak pertama yang memiliki sarana prasarana lengkap ialah rens ternak di Wolo Lodo, Kecamatan Boawae. Pada lahan seluas 3,5 hektare, pemerintah memfasilitasi bantuan tanaman pakan ternak bekerja sama dengan Yayasan Puge Figo seperti tanaman Indogofera dan Lamtoro Taramba. Dua jenis tanaman itu tidak sekadar berfungsi sebagai pakan ternak, melainkan juga penguat lahan dan pelindung mata air.
Di Wolo Lodo, jenis ternak yang dikembangkan ialah Kambing Peranakan Etawah (PE). Sekiranya sudah ada 17.000 ekor kambing PE yang merupakan bantuan pemerintah dan telah berkembangbiak. Pada ladang tersebut, pemerintah juga menyediakan fasilitas pagar keliling dengan sumber air yang menggunakan tenaga surya.
Ranch ternak berikutnya yang mendapatkan intervensi Pemkab Nagekeo ialah ranch ternak di Desa Totomala, Kecamatan Wolowae. Untuk ladang tersebut, pemerintah sedang mengupayakan pagar keliling dan penggunaan teknologi untuk penyediaan air. Dinas terkait pun berencana untuk membuat kebun penghijauan pakan ternak bersama kelompok pengelola.
Sedangkan ranch berikutnya yang disiapkan pemerintah daerah yakni ladang ternak di Lape, Kecamatan Aesesa. Di kawasan tersebut, pemerintah akan membuat pagar keliling untuk bisa melokalisasi ternak warga di dalamnya. Nantinya, pemerintah akan menyediakan sumber air dan pakan.
Selain meningkatkan produktivitas peternakan melalui pengembangan ranch ternak, Pemkab Nagekeo juga mengatasi isu permasalahan lahan di daerah irigasi dengan membangun kandang pembiakan dan penyediaan sapi.
Baca juga: Pemkab Nagekeo salurkan bantuan 1.000 ekor ayam petelur
Program tersebut merupakan bentuk kerja sama dengan Dinas Pertanian Nagekeo. Nantinya, sapi guliran yang disediakan pemerintah itu akan diambil dari desa lain dan dimasukkan ke daerah irigasi.
Baca juga: Pemkab Nagekeo percepat pembangunan pariwisata daerah
Limbah dari pertanian maupun peternakan juga nantinya kembali dimanfaatkan oleh Dinas Peternakan Nagekeo.