Kupang (Antara NTT) - Komisi Penanggulangan AIDS Daerah (KPAD) Provinsi Nusa Tenggara Timur mendata kurang lebih 5.000 penderita HIV/AIDS berada di provinsi berbasis kepulauan itu.

"Hampir setiap tahun jumlah penderitanya bertambah, dan ada kemungkinan tahun 2017 nanti akan terus meningkat," kata Ketua KPAD NTT dr Husein Pancratius kepada wartawan saat mengelar pengecekan HIV/AIDS memanfaatkan momen hari bebas kendaraan bermotor di Kupang, Sabtu.

Ia menjelaskan untuk tahun 2015, jumlah penderita HIV/AIDS kurang lebih mencapai 3.000-an penderita, dan untuk tahun 2016, jumlahnya bertambah menjadi 5.000 penderita.

Namun, jumlah tersebut menurutnya bisa saja lebih dari yang didata oleh KPA NTT, karena yang terdata adalah mereka yang memang sadar diri untuk mendaftarkan diri untuk mengecek darah mereka.

"Banyak masyarakat kita yang belum terlalu menyadari untuk melaporkan diri kalau mereka terjangkit, dan kita kesulitan untuk mendatanya," ujarnya.

Ia menilai, meningkatnya jumlah penderita HIV/AIDS di NTT tersebut dikarenakan faktor keterbatasan pengetahuan soal penularan HIV/AIDS dan dampak yang ditimbulkan.

Jumlah penderita sendiri menurutnya meningkat sejak tahun 2013 sebanyak 2.445 yang terdiri dari 1.053 penderita HIV dan 1.392 orang untuk penderita AIDS. Dan ditahun tersebut ada sekitar 493 orang didata meninggal dunia.

Lebih lanjut ia mengatakan, kegiatan pengecekan HIV/AIDS memanfaatkan momen hari bebas kendaraan bermotor merupakan cara dari KPAD NTT untuk menjemput bola dalam rangka mengecek jika ada peserta "car free day" yang terjangkit HIV/AIDS.

Dari hasil pengecekan darah tersebut kurang lebih 100 peserta CFD berhasil di tes darahnya.

"Masyarakat cukup antusias, kita berharap agar tidak ada peserta CFD yang terjangkit. Kalau menurun artinya masyarakat kita sudah sadar," tambahnya.

Pewarta : Kornelis Kaha
Editor : Laurensius Molan
Copyright © ANTARA 2024