Labuan Bajo, NTT (ANTARA) - Pemerintah Desa Kotakeo 2 di Kabupaten Nagekeo, NTT fokus menangani masalah kesehatan kekerdilan (stunting) dengan melakukan pemberian makanan tambahan (PMT) dan edukasi pada lingkungan keluarga.

"Jumlah anak stunting di Kotakeo 2 sebanyak 11 anak. Kita targetkan bisa menurun dari angka itu pada Agustus 2022," kata Kepala Desa Kotakeo 2 Philipus Lebi Nuwa ketika dihubungi dari Labuan Bajo, Jumat, (6/5/2022).

Intervensi kekerdilan berupa PMT dan edukasi keluarga ini melibatkan bidan desa dan aparat desa setempat. Upaya sosialisasi pada pasangan usia subur, wanita hamil, dan orang tua dari anak yang mengalami kekerdilan juga terus diperkuat. PMT yang diberikan diantaranya susu dan telur sebagai sumber protein bagi anak.

Intervensi PMT dan edukasi keluarga sendiri telah dialokasikan dalam anggaran 32 persen belanja prioritas desa dari pagu dana desa tahun 2022 sebesar Rp730.668.000.

Jumlah itu pun telah dibagi 40 persen untuk pemulihan ekonomi keluarga melalui bantuan langsung tunai sebagai program nasional. Selanjutnya, 20 persen untuk pemenuhan kebutuhan ketahanan pangan nabati dan hewani serta 8 persen untuk belanja COVID-19.

Dia mengatakan dana desa memang digunakan untuk menangani masalah kesehatan khususnya kekerdilan di desa. Dari 11 anak tersebut, enam anak berusia 1-3 tahun, dan lima anak berusia 3-5 tahun.

Philipus berharap kerja sama semua pihak baik masyarakat dan pemerintah desa dapat berjalan baik untuk menangani masalah kesehatan di desa tersebut.

Baca juga: Desa di Nagekeo manfaatkan dana desa tangani stunting

Dengan kerja sama yang baik, katanya, masalah kekerdilan bisa segera teratasi dan adanya penurunan angka kasus di wilayah itu.

Baca juga: IBI dorong peran bidan atasi masalah kekerdilan

Pewarta : Fransiska Mariana Nuka
Editor : Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2024