Kupang (AntaraNews NTT) - Sebanyak 770 personel polisi telah disiagakan untuk mengamankan pelaksanaan pemungutan suara ulang (PSU) pemilihan Bupati-Wakil Bupati Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Sabtu, 20 Oktober 2018.
"Mereka merupakan gabungan dari personel Polres TTS dan bawah kendali operasi (BKO) dari Polres tetangga Timor Tengah Utara (TTU)," kata Kapolres TTS AKBP Totok Mulyanto ketika dihubungi Antara dari Kupang, Kamis (18/10).
Ia mengatakan personel BKO sudah tiba di SoE, ibu kota Kabupaten Timor Tengah Selatan, sekitar 110 km timur ibu kota Provinsi Nusa Tenggara Timur. "Total keselurahan anggota yang disiagakan berjumlah 770 personel," katanya.
Kapolres TTS juga meminta seluruh elemen masyarakat daerah itu, serta para pasangan calon untuk bersama membantu aparat kepolisian dalam menjaga situasi keamanan di daerah itu.
"Saat ini situasi masih terkendali. Kami harapkan semua elemen masyarakat bekerja sama untuk bersama-sama menciptakan suasana yang aman dan damai, baik menjelang, maupun pascapemungutan suara berlangsung," katanya.
PSU Pilkada TTS yang akan digelar pada 20 Oktober itu dilaksanakan atas perintah dari Mahkamah Konstitusi (MK), dengan titik fokus pada 30 dari 921 tempat pemungutan suara (TPS), karena ditemukan adanya formulir C1 dan C1 Plano yang tidak berhologram.
Ke-30 TPS tersebut menyebar di 13 desa di sepuluh kecamatan yakni Kecamatan Boking, Amanatun Selatan, Kie, Kualin, Amanuban Selatan, Batu Putih, Molo Utara, Molo Barat, Polen dan Molo Selatan.
Tindakan tegas
Kapolres TTS, AKBP Totok Mulyanto
Kapolres Totok Mulyanto menegaskan pihaknya akan melakukan tindakan tegas, keras dan terukur bagi siapa pun yang membuat kerusuhan pada saat pelaksanaan PSU Pilkada TTS yang akan berlangsung pada 20 Oktober 2018.
"Kami sudah siap melakukan tindakan tegas, keras dan terukur bagi warga yang berusaha mengganggu keamanan jalannya pesta demokrasi itu," katanya pada upacara pergeseran pasukan pengamanan ke 30 TPS yang menyebar di 10 kecamatan.
Ia menambahkan, tindakan kekerasan dan terukur itu akan dilakukan tidak hanya saat PSU saja, tetapi akan berlaku sampai dengan saat perhitungan suara dan keputusan oleh KPU.
Ia menambahkan bahwa nantinya di setiap TPS akan ditempatkan sejumlah personel. Namun selain personel yang ada di TPS itu, pihaknya juga menyiapkan pasukan pendukung di tiga rayon, yakni rayon 1, 2 dan 3.
"Pasukan itu adalah pasukan yang disiapkan untuk bergerak cepat jika terjadi hal yang tidak diinginkan," tambahnya.
Kapolres Totok Mulyanto juga mengatakan potensi konflik pemungutan suara ulang di daerah itu sangat tinggi.
"Dalam PSU Pilkada TTS ketiga ini, tingkat kerawanannya sangat tinggi. Hal ini sesuai dengan laporan dari tim intel kami yang bekerja selama ini," ujarnya.
"Mereka merupakan gabungan dari personel Polres TTS dan bawah kendali operasi (BKO) dari Polres tetangga Timor Tengah Utara (TTU)," kata Kapolres TTS AKBP Totok Mulyanto ketika dihubungi Antara dari Kupang, Kamis (18/10).
Ia mengatakan personel BKO sudah tiba di SoE, ibu kota Kabupaten Timor Tengah Selatan, sekitar 110 km timur ibu kota Provinsi Nusa Tenggara Timur. "Total keselurahan anggota yang disiagakan berjumlah 770 personel," katanya.
Kapolres TTS juga meminta seluruh elemen masyarakat daerah itu, serta para pasangan calon untuk bersama membantu aparat kepolisian dalam menjaga situasi keamanan di daerah itu.
"Saat ini situasi masih terkendali. Kami harapkan semua elemen masyarakat bekerja sama untuk bersama-sama menciptakan suasana yang aman dan damai, baik menjelang, maupun pascapemungutan suara berlangsung," katanya.
PSU Pilkada TTS yang akan digelar pada 20 Oktober itu dilaksanakan atas perintah dari Mahkamah Konstitusi (MK), dengan titik fokus pada 30 dari 921 tempat pemungutan suara (TPS), karena ditemukan adanya formulir C1 dan C1 Plano yang tidak berhologram.
Ke-30 TPS tersebut menyebar di 13 desa di sepuluh kecamatan yakni Kecamatan Boking, Amanatun Selatan, Kie, Kualin, Amanuban Selatan, Batu Putih, Molo Utara, Molo Barat, Polen dan Molo Selatan.
Tindakan tegas
Kapolres Totok Mulyanto menegaskan pihaknya akan melakukan tindakan tegas, keras dan terukur bagi siapa pun yang membuat kerusuhan pada saat pelaksanaan PSU Pilkada TTS yang akan berlangsung pada 20 Oktober 2018.
"Kami sudah siap melakukan tindakan tegas, keras dan terukur bagi warga yang berusaha mengganggu keamanan jalannya pesta demokrasi itu," katanya pada upacara pergeseran pasukan pengamanan ke 30 TPS yang menyebar di 10 kecamatan.
Ia menambahkan, tindakan kekerasan dan terukur itu akan dilakukan tidak hanya saat PSU saja, tetapi akan berlaku sampai dengan saat perhitungan suara dan keputusan oleh KPU.
Ia menambahkan bahwa nantinya di setiap TPS akan ditempatkan sejumlah personel. Namun selain personel yang ada di TPS itu, pihaknya juga menyiapkan pasukan pendukung di tiga rayon, yakni rayon 1, 2 dan 3.
"Pasukan itu adalah pasukan yang disiapkan untuk bergerak cepat jika terjadi hal yang tidak diinginkan," tambahnya.
Kapolres Totok Mulyanto juga mengatakan potensi konflik pemungutan suara ulang di daerah itu sangat tinggi.
"Dalam PSU Pilkada TTS ketiga ini, tingkat kerawanannya sangat tinggi. Hal ini sesuai dengan laporan dari tim intel kami yang bekerja selama ini," ujarnya.