Kemenkeu: Penerima kredit UMi di NTT capai 38.791 debitur

id kredit ultra mikro,penyaluran umi ntt,kredit umi ntt,realisasi umi ntt,djpb ntt,kemenkeu,ntta

Kemenkeu: Penerima kredit UMi di NTT capai 38.791 debitur

Kepala Kantor Wilayah DJPb Provinsi NTT Kemenkeu Catur Ariyanto Widodo. (ANTARA/Aloysius Lewokeda)

Total penerima UMi sampai dengan 26 Desember 2022 sebanyak 38.791 debitur dengan nilai kredit sebesar Rp154,47 miliar...
Kupang (ANTARA) - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat jumlah penerima fasilitas Kredit Ultra Mikro (UMi) di Nusa Tenggara Timur (NTT) selama 2022 mencapai sebanyak 38.791 debitur selama Januari-Desember 2022.

"Total penerima UMi sampai dengan 26 Desember 2022 sebanyak 38.791 debitur dengan nilai kredit sebesar Rp154,47 miliar," kata Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi NTT Kemenkeu Catur Ariyanto Widodo dalam keterangan yang diterima di Kupang, Sabtu, (7/1/2023).

Ia menyampaikan hal itu berkaitan progres penyaluran fasilitas kredit UMi di NTT sepanjang 2022.

Catur mengatakan penyaluran kredit UMi terus meningkat untuk membantu masyarakat di NTT dalam mendapatkan fasilitas pembiayaan guna mendukung usaha-usaha ekonomi.

Jika dibandingkan dengan 2021, kata dia, ada peningkatan jumlah debitur UMi sebanyak 16.540 orang (74,33 persen) dan kenaikan nominal sebesar Rp75,03 miliar.

Ia mengatakan penyalur terbesar adalah PT Permodalan Nasional Madani dengan jumlah debitur sebanyak 33.948 dan nominal Rp135,10 miliar.

Catur mengatakan kredit UMi merupakan fasilitas pembiayaan dari pemerintah yang sediakan Pusat Investasi Pemerintah (PIP) Kemenkeu untuk mendorong pertumbuhan usaha ekonomi masyarakat.

Kehadiran fasilitas ini untuk menjawab kesulitan masyarakat terhadap akses pembiayaan untuk membangun atau mengembangkan usaha.

"Karena itu pemerintah daerah perlu terus promosi agar semakin banyak masyarakat yang dapat mengakses fasilitas pembiayaan tersebut guna menghidupkan aktivitas bisnis di NTT," katanya.

Baca juga: Penyaluran KUR di NTT tembus angka Rp4 triliun

Baca juga: Kemenkeu dorong optimalisasi belanja daerah di NTT dari APBD