Jakarta (ANTARA) - Ungkapan "cinta ditolak, dukun bertindak" seperti tertulis di belakang bak truk di beberapa kota besar, sudah tidak zamannya lagi dipraktikkan.
Meski ungkapan terkesan sebagai humor, sejatinya itu tak dapat dipandang sebelah mata. Sebab, realitas di tengah masyarakat itu adalah sebagai wujud dari orang yang tengah putus asa.
Gelap mata lantaran panik bagi seorang sopir ditinggal kekasih. Atau kekasihnya direbut orang lain. Boleh jadi, hal itu terjadi pada banyak pada orang yang tengah menghadapi problem cinta.
Sang sopir truk sepertinya ingin mengekspresikan bahwa persoalan cintanya dapat diselesaikan dengan kekuatan lain. Bukan dengan cara yang elok dan diridhai Sang Pemilik Alam Semesta, Allah Swt.
Cinta memang buta. Cinta kadang membuat orang lengah, lupa daratan. Cinta kadang dipandang bahwa dunia hanya miliknya berdua. Ya, seperti ketika Nabi Adam dan Hawa (berdua) diturunkan dari Surga ke Bumi.
Manusia dalam keadaan "mabuk cinta" lupa bahwa Bumi dan seisinya milik Sang Pencipta, Allah. Manusia diberi akal untuk beriman, bukan mengkhianati Allah hanya karena putus cinta. Yaitu, meninggalkan Allah.
Sejatinya, Allah adalah maharahman dan rahim. Ia pemilik kasih dan sayang.
Sungguh, pada Ramadan 1444 Hijriah atau pada April 2023 ini, penulis menyaksikan kekuatan cinta nyata hadir di Jabal Rahmah.
Bukan ungkapan basa basi
Telaah - Cinta di Jabal Rahmah
...Sungguh, Jabal Rahmah bukan sekadar simbol pertemuan sepasang manusia pada permulaan di muka bumi ini. Bukit ini memiliki arti penting bagi urusan cinta, melampiaskan cinta manusia kepada Allah. Jabal Rahmah memang adalah kawasan elok