Pemkab Flores Timur imbau warga jangan bakar lahan saat berburu hewan

id kekeringan,anomali iklim,mitigasi kekeringan,bencana kekeringan,kemarau ntt,flores timur,perburuhan liar,bpbd flores timur,ntt

Pemkab Flores Timur imbau warga jangan bakar lahan saat berburu hewan

Ilustrasi - Kebakaran hutan dan lahan di kawasan Gunung Ile Mandiri, Kota Larantuka, Kabupaten Flores Timur, NTT. (ANTARA/HO-Dok. Roland Tuanaen)

Warga jangan membakar lahan untuk tujuan berburu hewan liar agar tidak terjadi kebakaran hutan dan lahan yang sulit dipadamkan terutama di wilayah bukit atau gunung...
Kupang (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, mengimbau warga di daerah itu agar jangan membakar  lahan saat melakukan aktivitas perburuan hewan liar.

"Warga jangan membakar lahan untuk tujuan berburu hewan liar agar tidak terjadi kebakaran hutan dan lahan yang sulit dipadamkan terutama di wilayah bukit atau gunung," kata Pelaksana Tugas Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Flores Timur Abdur Razak Jakra ketika dihubungi dari Kupang, Senin, (12/6/2023).

Ia menyampaikan hal itu berkaitan dengan antisipasi dampak bencana kekeringan pada musim kemarau 2023 di Kabupaten Flores Timur, NTT.

Jakra mengatakan, informasi yang diumumkan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) terkait adanya ancaman bencana kekeringan akibat fenomena gangguan iklim berupa El Nino dan Indian Ocean Dipole (IOD) juga menjadi perhatian pemerintah daerah setempat.

Dampak kekeringan, kata dia, meningkatkan potensi terjadi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) sehingga aktivitas yang memicu titik api di area terbuka perlu dihindari warga, salah satunya saat melakukan perburuan hewan liar.

Tindakan membakar lahan, kata dia, sering kali dilakukan untuk menghalau atau mengepung hewan-hewan liar.

"Tindakan seperti ini yang kita minta jangan dilakukan lagi karena karena akan menimbulkan kerugian yang lebih besar," katanya.

Lebih lanjut, Jakra mengatakan, pihaknya juga mengeluarkan surat penegasan kepada para camat di kabupaten itu untuk menyampaikan kepada lurah dan kepala desa agar mengedukasi warga untuk menjaga situasi di wilayah masing-masing.

Pemerintah daerah, kata dia, juga memiliki kelompok siaga bencana yang tersebar di berbagai wilayah yang dapat membantu pemerintah dalam memitigasi bencana.

"Peran kelompok siaga bencana ini tentu kami optimalkan sehingga pada waktunya nanti bisa membantu mencegah maupun menangani bencana," katanya.


Baca juga: BMKG imbau warga Mabar waspada karhutla dampak El Nino

Baca juga: Flotim siapkan Rp2 miliar antisipasi dampak bencana kekeringan