Salam Natal YPTB Kepada Jokowi-PM Australia

id Ferdi

Salam Natal YPTB Kepada Jokowi-PM Australia

Ketua YPTB Ferdi Tanoni

"Ucapan tersebut sebagai semangat perjuangan ratusan ribu warga NTT yang menjadi korban pencemaran kilang minyak Montara tahun 2009," kata Ferdi Tanoni.
Jakarta (Antara NTT) - Ketua Yayasan Peduli Timor Barat (YPTB) Ferdi Tanoni mengucapkan selamat Natal 2016 dan Tahun Baru 2017 kepada Presiden Jokowi, PM Australia Malcolm Turnbull dan Presiden AS terpilih Donald Trump.

"Ucapan tersebut sebagai semangat perjuangan ratusan ribu warga Nusa Tenggara Timur (NTT) yang menjadi korban pencemaran kilang minyak Montara tahun 2009 agar segera terselesaikan pada 2017," katanya kepada pers di Jakarta, Kamis.

Ia menambahkan ucapan selamat Natal dan Tahun Baru 2017 kepada PM Australia Malcolm Turnbull merupakan ucapan balasan, karena beliau sudah menyampaikan ucapan tersebut kepada YPTB melalui email, pekan lalu.

YPTB juga secara khusus menyampaikan ucapan Natal dan Tahun Baru 2017 kepada Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut B Pandjaitan yang telah membantu perjuangan rakyat NTT dalam upaya mendukung langkah-langkah yang telah dilakukan dengan menggugat secara "class action" PTTEP di Pengadilan Federal Australia.

Ia mengatakan ucapan yang disampaikan kepada pejabat Australia itu agar persoalan yang sudah berlarut-larut sejak tujuh tahun lalu segera dituntaskan, dan mengharapkan dukungan dari pemerintah Indonesia atas upaya penyelesaian masalah tersebut.

Saat ini, lebih dari 13.000 petani rumput laut di Pulau Rote, NTT tengah menggugat PTTEP di Pengadilan Federal Australia setelah usaha mereka tidak membuahkan hasil akibat meledaknya kilang minyak Montara yang mencemari wilayah perairan budidaya mereka.

"Suasana Natal dan Tahun Baru ini agar semakin menguatkan semangat bersama untuk mewujudkan keadilan dan hak-hak korban pencemaran. Semoga ini bisa terwujud pada tahun 2017," kata Tanoni yang juga mantan agen imigrasi Australia itu.

Sementara, ucapan yang disampaikan kepada Presiden terpilih AS Donald Trump karena AS mempunyai pengalaman yang baik dalam mengatasi pencemaran minyak di laut seperti dalam kasus Exxon Valdes di Teluk Meksiko beberapa waktu lalu.

"Presiden AS terpilih Donald Trump juga merupakan pemimpin yang sangat memperdulikan masalah kemanusiaan dan senantiasa memiliki prinsip yang teguh tentang fakta dan kebenaran," ujarnya.

Ia menambahkan Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut B Pandjaitan pada awal Desember 2016 lalu sudah mendesak pemerintah Australia untuk membayar uang ganti rugi atas kasus pencemaran minyak tersebut.

Menko Kemaritiman juga sudah memanggil pula Duta Besar Australia untuk Indonesia Paul Grigson untuk segera mewujudkan tanggung jawabnya atas korban pencemaran Laut Timor di Nusa Tenggara Timur.