Hiburan - Andai John Lennon tak terbunuh, akankah The Beatles kembali bersatu?
...Saya terus mengawasi orang itu karena saya khawatir dia akan melarikan diri
Fakta mencatat bahwa John Lennon sempat bertemu dengan sang algojo yang memuntahkan peluru dari pistol ke tubuhnya yaitu Mark Chapman sebanyak dua kali pada hari nahas 8 Desember 1980. Mereka kali pertama bertemu sekitar pukul 5 sore di luar tempat tinggal Lennon.
Saat itu, John bersama sang istri Yoko Ono pergi keluar apartemen Dakota New York usai menyelesaikan wawancara radio untuk mempromosikan album baru kelima mereka "Double Fantasy". Pada sore itu, Mark Chapman mendekati John untuk menanyakan apakah dia bisa menandatangani salinan album LP terbaru tersebut. Album "Double Fantasy" itu kemudian digunakan sebagai bukti dalam persidangan Chapman dan dilaporkan dijual dalam lelang pribadi seharga 1,5 juta dolar pada tahun 2020.
John sempat berfoto dengan Chapman, lantas melompat ke atas sebuah taksi bersama Ono menuju studio rekaman untuk mengerjakan lagu baru berjudul "Walking on Thin Ice".
Usai menyelesaikan proses rekaman, pasangan suami istri itu segera pulang menggunakan mobil sekitar pukul 22.30. Mereka sempat berencana untuk pergi ke restoran, namun --menurut wawancara BBC dengan Ono pada tahun 2007, John sangat ingin memberikan ucapan pengantar tidur kepada putra bungsunya yaitu Sean, sebelum anak laki-laki berusia lima tahun itu tertidur. Maka, pasangan John-Yoko keluar dari kendaraan mereka dan mulai berjalan menuju gedung Dakota, sembari John membawa kaset hasil sesi rekaman pada hari itu.
Ternyata, Mark Chapman sudah menunggunya di sana sambil memegang salinan novel "Catcher in the Rye" karya JD Salinger dan LP yang ditandatangani John beberapa jam sebelumnya. Saat musisi itu berjalan melewati dirinya, Chapman mengeluarkan pistol dan menembak beberapa kali ke arah punggung John.
Kepanikan segera menyelimuti kegelapan malam di sekitar Dakota.
Salah seorang mantan penjaga pintu apartemen Dakota bernama Jay Hastings menceritakan bahwa pada malam nahas itu, dia ingat salah satu rekan penjaga pintu lainnya bernama Jose sempat bertemu dengan pelantun lagu "Strawberry Fields Forever" itu beberapa saat setelah John ditembak.
"Saya bisa mendengar Jose di luar dan berkata, 'Oh, Tuan Lennon.' Kemudian blam, blam, pintu tertutup dan saya bisa mendengar derap langkah cepat menuju pintu masuk. Lalu saya berjalan ke konter tempat terdapat tombol keamanan tersembunyi untuk membuka kunci pintu, sehingga orang bisa masuk ke Dakota," kenang dia.
Hastings lantas berkata, "Saat saya berada di sana dengan jari saya di tombol, dia (John) berlari, segera setelah mendengar suara tembakan, dan dia berkata, 'Saya tertembak, saya tertembak'. Dia berlari melewati saya ke kantor belakang dan pingsan begitu saja."
"Saya tidak tahu seberapa parah dia tertembak. Saya pergi ke kantor belakang. Yoko (Ono, istri John) ada di sana, tepat di belakangnya dan berteriak, 'Panggil ambulans!'" ingat Hastings.
Dia juga mengingat bahwa rekannya Jose telah menekan tombol panik yang ada di bilik penjaga pintu dengan pesan yang dikirimkan terus-menerus kepada pihak kepolisian. Dalam upaya untuk menghubungi polisi, Hastings menelepon 911 dari lobi Dakota.
Ketika Jose memberi tahu Hastings bahwa penyerang John masih berada di luar dan tidak bersenjata, dia lantas mengambil sebuah tongkat di atas brankas dan menuruni tangga.
"Saya terus mengawasi orang itu karena saya khawatir dia akan melarikan diri," ucap Hastings.
Saat mendekati Mark Chapman sang perampas nyawa John, Hastings mengatakan bahwa pemuda itu tengah menghadap ke dinding dan melakukan sesuatu, seperti sedang membaca sebuah buku. Beberapa saat kemudian, dia ingat polisi datang yang awalnya berpikir bahwa Hastings adalah pelakunya.
"Saya terlihat sedikit gila karena tangan saya sudah berlumuran darah. Saya baru saja mengenakan kemeja, kemeja putih tanpa dasi," jelas dia.
Tetapi rekan Hastings yaitu Jose dengan cepat mengarahkan para petugas kepolisian untuk menangkap Chapman yang akhirnya dijatuhi hukuman 20 tahun karena telah menembak John.
Reuni eks-The Beatles