Resensi - Perjuangan Paul diuji lewat bentangan gurun pasir di Dune: Part 2

id dune part 2,thimothee chalamet,zendaya,paul atreides,Resensi

Resensi - Perjuangan Paul diuji lewat bentangan gurun pasir di Dune: Part 2

Penampilan Timothee Chalamet berperan sebagai Paul Atreides ketika mengenakan pakaian khas bangsa Fremen. (ANTARA/HO-Warner Bros.)

Kalau soal peperangan, tidak usah ditanya. Penonton dapat dipastikan hanya terpaku dan berpikir sedang ikut berpartisipasi dalam peperangan besar yang tidak bisa dilerai tersebut...

Hal menarik selanjutnya yang patut dibahas selain perubahan diri tiap karakter adalah penampilan visual Dune yang sangat megah. Nampak sekali jika Villeneuve bersama Sinematografer Greig Freser ingin menampilkan peradaban manusia di masa depan yang makin kompleks dan luar biasa berbeda.

Scene di gurun pasir misalnya, beberapa kali diambil menggunakan long shoot yang membuat penonton seakan ikut berjalan di atas luasnya daratan tersebut. Belum lagi fatamorgananya selalu ditampilkan tepat waktu untuk menunjukkan betapa panasnya tempat tinggal Fremen.

Tim produksi pun sukses menampilkan cacing raksasa, si monster gurun yang ditakuti oleh seluruh pemain. Tubuhnya yang mengkerut, besar dan pucat namun mematikan amat memukau dan menyempurnakan kehidupan gurun pasir yang kering dan mematikan.

Suasana di gurun berbanding terbalik dengan tempat tinggal Harkonnen yang divisualisasikan berwarna hitam putih. Mendorong aura mengerikan dan kegilaan mereka semakin terpancar yang sanggup membuat penonton menggelengkan kepalanya.

Kekontrasan warna tersebut benar-benar apik, setiap sentuhan warna dimainkan dengan harmonis tanpa memberikan kejanggalan yang berarti. Walaupun demikian, karena gurun menjadi lokasi yang paling sering disorot, maka sinar matahari yang berulang kali ditampilkan akan sedikit membuat mata penonton tidak nyaman.

Belum lagi pengambilan gambar dari kendaraan-kendaraan yang mereka gunakan. Dengung suaranya, bahan utama seperti metal atau baja yang digunakan pada pesawat atau helikopter macam capung.

Untuk busana setiap keluarga memiliki ciri khasnya sendiri. Sebut saja Harkonnen yang identik dengan pakaian serba hitam seakan ingin mempertegas kekejaman mereka dan gelapnya kehidupan di dalam bangsa itu.

Sedangkan Fremen, pakaiannya cenderung tertutup dan beberapa nampak seperti dibalut kain lainnya. Keseharian mereka juga dilengkapi dengan tudung kepala yang melindungi mereka dari angin berpasir, dan di dalamnya mereka memakai baju yang terbuat dari bahan yang sedikit keras bersama dengan pelindung siku dan lutut.

Bene Gesserit seperti biasa tertutup tudung kepala yang sedikit tinggi dan berpakaian gelap. Mendukung penggambaran karakter mereka yang mistis dengan kultur agama yang mereka anut. Belum ada perubahan pada pakaian mereka sejauh ini.

Kalau soal peperangan, tidak usah ditanya. Penonton dapat dipastikan hanya terpaku dan berpikir sedang ikut berpartisipasi dalam peperangan besar yang tidak bisa dilerai tersebut. Pengambilan gambarnya intens, cukup dekat untuk ukuran adegan peperangan yang biasanya diambil dari sudut pandang prajurit datang beramai-ramai.

Tapi Dune: Part 2 berbeda. Adegan peperangan diambil dari sudut padang pemain, contohnya ketika Fremen menyerap air dari tubuh musuh yang mereka bunuh untuk bertahan hidup sampai senjata yang dipegang Chani untuk menghabisi kapal musuh. Benar-benar ciamik dan mendebarkan.

Baca juga: Resensi - Menguak jeratan penipuan daring dalam film "The Beekeeper"

Baca juga: Resensi Film - Meneguhkan keyakinan lewat film "Jalan yang Jauh Jangan Lupa Pulang"

Audio yang digunakan juga tidak kalah megah. Banyak backsound dalam film dimainkan dalam alunan yang khidmat, sementara yang lainnya mempertegas adanya harapan untuk mengembalikan kejayaan Atreides yang dirampas.

Baca juga: Resensi Film - Kembalinya sang raja Atlantis di "Aquaman and The Lost Kingdom"

Baca juga: Resensi - Perjalanan cinta sang penulis di "Jatuh Cinta Seperti Di Film-Film"

Semua komponen yang ada di Dune: Part 2 sungguh menakjubkan. Semuanya saling melengkapi dengan indah, sehingga kita tidak akan menyesal menghabiskan waktu untuk mengikuti kalutnya peradaban yang sedang dihadapi Paul dan kawan-kawan.





 



Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Perjuangan Paul diuji lewat bentangan gurun pasir di Dune: Part 2