Ini penyebab cuaca panas dan gerah di Labuan Bajo

id BMKG, cuaca, panas, terik, gerah, Labuan Bajo, Stasiun Meteorologi Komodo

Ini penyebab cuaca panas dan gerah di Labuan Bajo

Ilustrasi - Perairan Labuan Bajo terpantau dari Puncak Waringin Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT). ANTARA/Gecio Viana

Ini berkontribusi terhadap peningkatan suhu, ketika langit cerah sinar matahari dapat mencapai permukaan bumi tanpa hambatan, menghasilkan panas yang lebih intens...
Labuan Bajo (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menjelaskan penyebab cuaca panas terik dan gerah yang dirasakan warga Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat dalam beberapa hari terakhir, yang disebabkan oleh kondisi cuaca yang cerah dan minimnya pertumbuhan awan selama periode awal Oktober 2024.
 
"Ini berkontribusi terhadap peningkatan suhu, ketika langit cerah sinar matahari dapat mencapai permukaan bumi tanpa hambatan, menghasilkan panas yang lebih intens," kata Kepala Stasiun Meteorologi Komodo Maria Patricia Christin Seran yang dihubungi di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT), Jumat, (4/10).
 
Ia menambahkan cuaca panas terik dan gerah sangat terasa bagi warga Labuan Bajo dan Manggarai Barat. Suhu maksimum yang tercatat oleh BMKG Stasiun Meteorologi Komodo berkisar antara 32 hingga 33 derajat Celsius pada siang hari.
 
"Suhu minimum berada di kisaran 24 hingga 25 derajat Celsius dan fenomena ini menarik perhatian, terutama bagi masyarakat yang menjalani aktivitas di luar ruangan," ujarnya.
 
Ia juga menjelaskan bahwa cuaca panas tersebut juga dipengaruhi pergerakan semu Matahari yang terjadi pada akhir September 2024. Ketika Matahari bergerak ke arah selatan ekuator, maka Indonesia terutama bagian selatan seperti Nusa Tenggara menerima lebih banyak radiasi Matahari. Akibatnya, suhu udara di wilayah ini cenderung meningkat.
 
Namun demikian, lanjut dia, tidak hanya fenomena astronomis yang menjadi penyebab cuaca panas saat ini ini. Terdapat faktor-faktor lain seperti kecepatan angin, tutupan awan, dan tingkat kelembapan udara juga memiliki pengaruh yang signifikan.
 
"Misalnya, kecepatan angin yang rendah dapat mengurangi efek pendinginan alami, sementara kurangnya tutupan awan memungkinkan sinar Matahari langsung mengenai permukaan bumi, lalu kelembapan yang rendah dapat meningkatkan persepsi panas dan menyebabkan ketidaknyamanan bagi masyarakat," katanya.
 
Ia menjelaskan kondisi suhu panas ini diperkirakan akan terus berlangsung sepanjang bulan Oktober dan November 2024. Hal ini adalah periode peralihan musim, di mana cuaca cerah masih mendominasi, sehingga masyarakat perlu lebih waspada terhadap dampak cuaca ekstrem ini.
 
"BMKG mengimbau masyarakat Manggarai Barat untuk selalu memperhatikan kecukupan cairan tubuh, mengingat aktivitas luar ruangan yang sering dilakukan, sangat penting bagi masyarakat untuk tetap terhidrasi dengan baik," katanya.
 
Ia juga meminta warga untuk menghindari aktivitas fisik yang berat pada siang hari untuk mencegah kelelahan yang bisa berujung pada masalah kesehatan yang lebih serius.
 
Dengan memahami perubahan cuaca seperti panas terik yang terjadi saat ini serta mengikuti imbauan dari BMKG, kata dia, masyarakat di Manggarai Barat diharapkan dapat lebih siap dan tanggap dalam menghadapi cuaca panas saat ini.
 
"Melalui upaya bersama dan adaptasi yang baik terhadap perubahan iklim, diharapkan kita semua dapat melewati periode ini dengan lebih baik," katanya.





Baca juga: BPOLBF tekankan kerja sama mitra kembangkan wisata di Labuan Bajo

Baca juga: Pemkab Mabar gelar pelatihan sovenir dan handicraft bagi penjahit