Jakarta (ANTARA) - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) akan meminta restu untuk pemisahan (spin-off) unit usaha syariah (UUS) serta akuisisi PT Bank Victoria Syariah (BVIS) dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada Rabu mulai pukul 14.00 WIB.
Kedua agenda tersebut tertuang sebagai mata acara rapat keenam dan ketujuh, mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI). Restu dua agenda tersebut menjadi jalan pembuka selanjutnya bagi BTN untuk mencapai target agar BTN Syariah menjadi bank umum syariah (BUS) pada tahun ini.
Pantauan ANTARA pukul 14.00 WIB di Menara BTN, Jakarta, para investor telah memasuki ruang di mana RUPST berlangsung. Pendaftaran investor telah ditutup pukul 13.00 WIB sehingga area lobi gedung sudah sepi dan tidak ada antrean investor.
Terkait aksi korporasi yang dilakukan BTN, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Dian Ediana Rae dalam jawaban tertulis di Jakarta, Rabu, menyampaikan bahwa pihaknya senantiasa mendukung dan mendorong konsolidasi perbankan termasuk konsolidasi di industri perbankan syariah, yang dilakukan antara lain melalui spin-off UUS yang disertai dengan penggabungan usaha agar menghasilkan BUS yang lebih sehat dan dengan skala usaha lebih besar.
Selain spin-off UUS dan akuisisi BVIS, RUPST BTN hari ini juga mengagendakan mata acara lainnya antara lain persetujuan laporan tahunan dan pengesahan laporan keuangan, persetujuan penggunaan laba bersih tahun buku 2024, penetapan gaji serta insentif direksi dan dewan komisaris, penunjukan akuntan publik, persetujuan usulan jumlah plafon (limit) hapus tagih, perubahan anggaran dasar perseroan, serta perubahan susunan pengurus perseroan.
Adapun salah satu perubahan susunan pengurus yang dapat dipastikan yakni Hakim Putratama yang telah ditunjuk sebagai Direktur Operations Bank Rakyat Indonesia (BRI) pada RUPST BRI Senin (24/3). Di BTN, Hakim sebelumnya menjabat sebagai Direktur Operations & Customer Experience.
Sementara posisi Direktur Utama dikabarkan tetap diisi oleh Nixon L.P. Napitupulu. Hal ini mengingat jabatan yang dipegang Nixon tersebut belum habis satu periode.
Jabatan Direktur Utama telah diamanahkan kepada Nixon sejak RUPST 16 Maret 2023 dan efektif sejak 7 Juni 2023. Begitu pula dengan Oni Febriarto Rahardjo yang menjabat sebagai Wakil Direktur Utama sejak RUPST 16 Maret 2023 dan efektif sejak 7 Juni 2023.
Di sisi lain, terdapat sejumlah nama yang telah melewati satu periode masa jabatan antara lain Andi Nirwoto (Direktur Information Technology sejak RUPST 23 Maret 2018), Elisabeth Novie Riswanti (Direktur Assets Management sejak RUPSLB 29 Agustus 2019), Jasmin (Direktur Distribution & Institutional Funding sejak RUPSLB 27 November 2019), Hirwandi Gafar (Direktur Consumer sejak RUPSLB 27 November 2019), dan Setiyo Wibowo (Direktur Risk Management RUPSLB 27 November 2019).
Selain itu, di jajaran komisaris ada Chandra M. Hamzah (Komisaris Utama/Independen sejak RUPSLB 27 November 2019), Andin Hadiyanto (Komisaris sejak RUPSLB 27 November 2019), serta Armand B. Arief (Komisaris Independen sejak RUPSLB 27 November 2019) yang sudah melewati satu periode masa jabatan.
Terkait dengan penggunaan laba bersih perseroan, jika merujuk pada tahun sebelumnya, dividend payout ratio BTN baru mencapai 20 persen dari laba bersih tahun buku 2023. Begitu pula untuk tahun buku 2022. RUPST kali ini akan menentukan apakah dividend payout ratio tetap berada di kisaran tersebut ataukah akan meningkat.
BTN membukukan laba bersih sebesar Rp3 triliun pada akhir 2024, menurun sekitar 14 persen jika dibandingkan dengan perolehan laba bersih 2023 yang sebesar Rp3,5 triliun.
Dari sisi intermediasi, bank yang berfokus pada kredit perumahan ini telah menyalurkan kredit dan pembiayaan sebesar Rp357,97 triliun sepanjang 2024 atau tumbuh 7,3 persen secara tahunan. Sedangkan dari sisi penghimpunan simpanan, dana pihak ketiga (DPK) BTN tercatat tumbuh 9,1 persen secara tahunan menjadi Rp381,67 triliun.
Pada tahun ini, BTN pun optimis aset perseroan dapat mencapai Rp500 triliun yang ditopang oleh pertumbuhan kredit dan DPK yang solid.
Sebelumnya, RUPST BTN dijadwalkan berlangsung pada 14 Maret 2025 namun diubah menjadi 26 Maret 2025. Perubahan ini selaras dengan bank-bank lain yang tergabung dalam Himpunan Bank Milik Negara (Himbara).
Selama tiga hari berturut-turut, Himbara dijadwalkan untuk melangsungkan RUPST yang dimulai dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) pada Senin (24/3) dengan hasil RUPST salah satunya menyetujui pembagian dividen senilai Rp51,73 triliun dengan dividend payout ratio 86 persen.
Kemudian pada Selasa (25/3), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) menyepakati pembagian dividen Rp43,5 triliun dengan dividend payout ratio 78 persen. Terbaru pada Rabu, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) menyetujui pembagian dividen Rp13,95 triliun dengan dividend payout ratio 65 persen.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BTN minta restu pemisahan UUS dan akuisisi BVIS di RUPST siang ini