Kupang (ANTARA) - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), meminta penyedia barang untuk tidak lagi menggunakan transportasi laut dalam pengiriman logistik pemilu ke daerah ini, melainkan dengan pesawat udara.
"Dalam situasi darurat seperti saat ini, kami minta penyedia barang, untuk tidak lagi menggunakan transportasi laut, tetapi menggunakan pesawat udara," kata Juru Bicara KPU Provinsi NTT Yosafat Koli kepada wartawan di Kupang, Jumat (22/3).
Dia mengemukakan hal itu, berkaitan dengan masih banyaknya logistik Pemilu yang belum tiba di semua kabupaten/kota di provinsi berbasis kepulauan itu dan juga mengalami kerusakan akibat tersiram tinta.
Logistik yang belum tiba, baik yang kurang maupun yang rusak masih cukup banyak, bahkan sebagian logistik yang diadakan pada tahun 2018 lalu seperti kotak suara, bilik suara dan tinta juga belum lengkap.
Khusus untuk surat suara saja, kata Yosafat Koli, terdapat 367.678 surat suara yang rusak, dan kemungkinan masih akan bertambah karena masih dalam proses penyortiran.
"Dari laporan hari ini (Jumat, 22/3), kami mencatat sudah tercatat 367.678 surat suara rusak, dari total surat suara yang diterima sebanyak 13.739.996 lembar," katanya.
Selain rusak, ada sejumlah daerah di provinsi berbasis kepulauan itu juga belum menerima semua jenis surat suara yang dibutuhkan dalam pemungutan suara 17 April 2019.
"Mestinya ada lima jenis surat suara, yakni surat suara untuk pemilu presiden dan wakil presiden, DPD, DPR-RI, DPRD provinsi dan kabupaten/kota," katanya.
Kekurangan-kekurangan logistik ini diharapkan dapat dikirim dengan pesawat udara, agar bisa secepatnya tiba di daerah tujuan, demikian Yosafat Koli.
Baca juga: 367.678 surat suara untuk NTT rusak
Baca juga: KPU Pusat belum penuhi kekurangan logistik pemilu
NTT minta pengiriman logistik pemilu gunakan pesawat
KPU NTT meminta penyedia barang untuk tidak lagi menggunakan transportasi laut dalam pengiriman logistik pemilu ke daerah ini, melainkan dengan pesawat udara.