Deflasi landa NTT akibat penurunan harga makanan

id BPS NTT

Deflasi landa NTT akibat penurunan harga makanan

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Nusa Tenggara Timur, Maritje Pattiwaellapea (ANTARA FOTO/Aloysius Lewokeda)

Indeks harga konsumen (IHK) di NTT mengalami deflasi sebesar 0,19 persen pada Juni 2019 dengan pemicu terbesar akibat penurunan harga bahan makanan.
Kupang (ANTARA) - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Nusa Tenggara Timur Maritje Pattiwaellapea mengatakan indeks harga konsumen (IHK) di provinsi setempat mengalami deflasi sebesar 0,19 persen pada Juni 2019 dengan pemicu terbesar akibat penurunan harga bahan makanan.

“NTT mengalami deflasi pada Juni sebesar 0,19 persen yang didorong penurunan harga pada kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi sebesar 1,11 persen dengan andil 0,25 persen,” kata Maritje di Kupang, Selasa (2/7).

Ia mengatakan beberapa fenomena terjadi pada Juni seperti perayaan Idul Fitri dan memasuki liburan sekolah berdampak pada perkembangan harga konsumen baik makanan maupun non-makanan.

Di NTT, lanjutnya, terjadi deflasi 0,19 persen, sedangkan dua kota inflasi lainnya masing-masing, Kota Kupang mengalami deflasi 0,31 persen dan sebaliknya untuk Kota Maumere, ibu kota Kabupaten Sikka mengalami inflasi 0,61 persen.

Dijelaskannya, terjadi penurunan harga terutama pada kelompok pengeluaran bahan makanan yang mendorong terjadinya deflasi di provinsi setempat, antara lain penurunan harga pada komoditi cabai rawit, kangkung, tomat sayur, bawang putih, daging ayam ras, daun singkong, cabai merah, semangka, bayam dan wortel.

Baca juga: NTT alami deflasi 0,51 persen pada Februari 2019

“Harga berbagai komoditas bahan makanan ini mengalami deflasi antara 0,02 persen sampai 0,09 persen,” katanya dan menambahkan ada bahan makanan juga mengalami kenaikan harga yaitu ikan seperti kembung, teri, tongkol, hanya saja tidak berdampak pada inflasi karena masih didominasi penurunan harga pada berbagai komoditas lainnya.

Maritje menjelaskan beberapa kelompok pengeluaran lainnya juga mengalami deflasi seperti makanan jadi, kesehatan, pendidikan, serta tranportasi dan jasa keuangan.

Sebaliknya, lanjut dia, terdapat beberapa kelompok pengeluaran juga mengalami inflasi seperti perumahan sebesar 0,04 persen dengan andil 0,01 persen, kelompok pengeluaran sandang mengalami inflasi 0,28 dengan adil 0,01.

Ia menambahkan secara tahun kalender untuk 2019, provinsi setempat masih mengalami inflasi 0,02 persen, sedangkan secara year on year (yoy) atau Juni 2019 terhadap Juni 2018 mengalami inflasi 1,35 persen.

Baca juga: NTT alami inflasi setelah empat bulan deflasi
Baca juga: NTT alami deflasi 0,45 persen