Umat Katolik Memasuki Masa Pekan Suci

id Minggu palma

Umat Katolik Memasuki Masa Pekan Suci

Seorang imam Katolik tengah memberkati daun-daun yang dibawa umat saat perayaan Minggu Palma (9/4).

Umat Katolik di seluruh dunia mulai memasuki masa pekan suci yang diawali dengan perayaan Minggu Palma untuk mengenang Yesus masuk ke Kota Yerusalem 2.000 tahun lampau sebelum wafat di kayu salib.
Kupang (Antara NTT) - Umat Katolik di seluruh dunia mulai memasuki masa pekan suci yang diawali dengan perayaan Minggu Palma untuk mengenang Yesus masuk ke Kota Yerusalem 2.000 tahun lampau sebelum wafat di kayu salib.

"Minggu Palma disebut sebagai pembuka pekan suci yang akan dilanjutkan dengan Kamis Putih, Jumat Agung, Sabtu Suci dan Minggu Paskah," kata RD Yonas Kamlasi saat memimpin misa Minggu Palma di Stasi Naimata, Paroki St Yoseph Pekerja Penfui Kupang, Minggu.

Ia mengatakan gereja tidak hanya mengenang peristiwa masuknya Yesus ke kota Yerusalem melainkan juga mengenang akan kesengsaraan Yesus, sehingga Minggu Palma juga disebut sebagai Minggu gembira dan Minggu sengsara.

Dalam tradisi peribadaban gereja, setelah umat melakukan prosesi daun palem dilanjutkan dengan pembacaan kisah-kisah sengsara Yesus.

Sementara itu, Romo Okto Naif dalam homilinya mengatakan pembacaan kisah sengsara Yesus dalam liturgi Minggu Palma dimaksudkan agar umat mengerti bahwa kemuliaan Yesus bukan hanya terletak pada kejayaan-Nya memasuki Yerusalem melainkan pada peristiwa kematian-Nya di kayu salib.

Menurut ahli Kitab Suci itu, pekan suci atau Minggu Suci disebut juga sebagai Minggu Sengsara.

Istilah Pekan Suci lebih umum digunakan ketimbang Minggu Suci, karena ada kerancuan antara Minggu sebagai "pekan" dan Minggu sebagai "hari".

Dosen pada Fakultas Filsafat Universitas Widaya Mandira (Unwira) Kupang itu mengtakan Pekan Suci dalam tahun Kristen adalah masa satu minggu tepat sebelum hari Paskah.

Pada masa ini, katanya, orang-orang Kristen diperintahkan untuk berpantang anggur dan daging selama hari-hari ini, sementara pada hari Jumat dan Sabtunya mereka berpuasa penuh.

Di bagian lain Kotbahnya, Romo Okto mengatakan ketika Yesus masuk ke Yerusalem menunggangi seekor keledai, Ia disambut oleh sorak-sorai dan daun palma.

Ia menerangkan, ada sejumlah hal yang menjadi sifat keteladanan Yesus. Menunggangi seekor keledai, merupakan sebuah simbol kesederhanaan.

"Dan sekarang kesederhanaan tersebut akan muncul dalam sikap, iman dan perbuatan di rumah, lingkungan kerja atau dimana saja dan sebagai apapun posisi, jabatan, kaya atau miskin, senggsara ataupun nikmat. Itu menjadi suatu sikap keteladanan untuk kita contoh di era serba modern saat ini," ujarnya.