Umat Katolik se-Dunia rayakan Minggu Palma

id PALMA

Umat Katolik se-Dunia rayakan Minggu Palma

Umat Katolik sedua, Minggu (25/3) merayakan Minggu Palma untuk mengenang Yesus Kristus saat memasuki kota suci Yerusalem pada 2000 tahun lampau.(ANTARA Foto/dok)

Masuknya Yesus Kristus ke kota suci Yerusalem adalah hal yang istimewa bagi umat Katolik, sebab terjadinya sebelum Yesus mati dan bangkit dari kematian.
Kupang (AntaraNews NTT) - Gereja Katolik se-dunia, termasuk juga gereja-gereja Katolik di wilayah Keuskupan Agung Kupang, Nusa Tenggara Timur, Minggu, merayakan Minggu Palma, yang dikenang sebagai peristiwa masuknya Yesus ke Kota Yerusalem sebelum disalibkan.

Masuknya Yesus Kristus ke kota suci Yerusalem adalah hal yang istimewa bagi umat Katolik, sebab terjadinya sebelum Yesus mati dan bangkit dari kematian.

Itulah sebabnya Minggu Palma disebut sebagai pembuka pekan suci, yang berfokus pada pekan terakhir Yesus di kota Yerusalem. Dalam liturgi Minggu Palem, umat Katolik dibagikan daun palem, seperti yang tampak pada sejumlah gereja yang ada di Kota Kupang.

Di Kapela Stasi Yesus Maria Yosep Liliba, misalnya, Romo Yonas Kamlasi, Pr yang memimpin liturgi tersebut, memberkati terlebih dahulu daun-daun palem tersebut kemudian dibagikan kepada umat yang hadir dalam perayaan tersebut.

"Daun palem adalah simbol kemenangan yang digunakan untuk menyatakan kemenangan martir atas kematian. Martir sering digambarkan dengan daun palem di antara tempat untuk instrumen dari sebuah kesyahidan," katanya.

"Yesus Kristus kerap kali menunjukkan hubungan daun palem sebagai simbol kemenangan atas dosa dan kematian yang diasosiasikan dengan kejayaanNya memasuki kota suci Yerusalem," tambahnya.
. Umat Katolik sedua, Minggu (25/3) merayakan Minggu Palma untuk mengenang Yesus Kristus saat memasuki kota suci Yerusalem pada 2000 tahun lampau.(ANTARA Foto/dok) 
Umat kemudian melambai-lambaikan daun palma tersebut sambil bernyanyi, sebagai simbol kehadiran umat bersama Yesus dalam arak-arakan menuju Yerusalem.

Dalam liturgi Minggu Palma ini, umat Katolik tidak hanya mengenang peristiwa masuknya Yesus ke kota Yerusalem melainkan juga mengenang akan kesengsaraan Yesus.

Atas dasar itu, Minggu Palma juga disebut sebagai Minggu Sengsara, karena pada saat itu umat akan mendengarkan pembacaan kisah-kisah sengsara Yesus dalam Injil agar umat mengerti bahwa kemuliaan Yesus bukan hanya terletak pada kejayaanNya memasuki Yerusalem melainkan pada peristiwa kematianNya di kayu salib.

Di Gereja Santo Gregorius Agung Oeleta Kupang, umat Katolik di wilayah paroki tersebut juga melakukan hal yang sama, seperti umat Katolik lainnya di seluruh dunia.

Pastor Paroki Oeleta Romo Kristoforus Mau melukiskan bahwa Minggu Palma adalah hari peringatan dalam liturgi gereja Katolik yang selalu jatuh pada hari Minggu sepekan sebelum perayaan Paskah.

Perayaan ini, kata Romo Kristoforus, merujuk kepada peristiwa yang dicatat pada empat Injil, yaitu Markus 11:1-11, Matius 21:1-11, Lukas 19:28-44 dan Yohanes 12:12-19.

Pantauan Antara sebelum umat memasuki gereja terlebih dahulu diadakan ibadah pemberkatan daun palem di luar gereja. Usai pemberkatan daun dilanjutkan dengan pembagian daun palem kepada ratusan umat Katolik di paroki tersebut.

Pasca dibagikan daun palem umat pun berarak menuju gereja untuk merayakan perayaan ekaristi sambil berjalan membawa daun palem.

Saat itu katanya umat mengeluk-elukan dengan palem di tangan saat Yesus memasuki kota Yerusalem sebelum disalibkan oleh para serdadu Yahudi, sampai akhirnya wafat dan bangkit pada hari ketiga yang dikenang umat Kristiani sejagat sebagai Hari Raya Paskah.
Seorang pastor sedang memberkati daun Palma (ANTARA Foto/dok)