Pengamat imbau pemerintah gelorakan semangat konsumsi pangan lokal

id pengamat konsumsi pangan lokal undana

Pengamat imbau pemerintah gelorakan  semangat konsumsi pangan lokal

Pengamat pertanian dari Undana Kupang, Dr. Ir. Leta Rafael Levis. (ANTARA/Bernadus Tokan)

Saya sarankan dan solusi masyarakat, khususnya NTT menggelorakan kembali semangat konsumsi pangan lokal.
Kupang (ANTARA) - Pengamat pertanian dari Universitas Nusa Cendana (Undana), Dr.Ir Leta Rafael Levis, M.Rur.Mgnt mengimbau pemerintah menggelorakan kembali semangat mengkonsumsi pangan lokal di tengah ancaman ketersediaan pangan akibat pandemi COVID-19.

"Saya sarankan dan solusi masyarakat, khususnya NTT menggelorakan kembali semangat konsumsi pangan lokal," kata Leta Rafael Levis kepada ANTARA di Kupang, Rabu, (15/4).

Dia mengemukakan hal itu, berkaitan dengan peringatan Organisasi Badan Pangan dan Pertanian Dunia PBB (FAO), yang menyebutkan bahwa pandemi COVID-19 dapat mempengaruhi persediaan pangan secara global dan perlu upaya untuk mengatasinya.

Baca juga: Pengamat pertanian setuju dengan peringatan FAO

Menurut dia, pemerintah tentu memiliki strategi sendiri dalam menyediakan pangan, tetapi khusus untuk NTT, semangat untuk kembali ke pangan lokal perlu digelorakan kembali.

Selain itu, pemerintah terus mendorong petani untuk mengembangkan tanaman yang selama ini menjadi andalan petani.

Tanaman yang menjadi andalan petani itu yakni seperti jagung, umbu-umbian dan kacang-kacangan, sehingga dapat dijadikan sebagai penyanggah pangan bagi masyarakat kita.

Baca juga: Presiden minta sisir kembali APBN 2020, pangkas belanja tak penting

Saat ini produksi jagung di beberapa daerah di provinsi berbasis kepulauan Nusa Tenggara Timur (NTT) cukup bagus.

Diharapkan hasil jagung tersebut, dijadikan stok makanan bagi masyarakat untuk menghindari masa-masa sulit yang mungkin bakal terjadi.

Hal penting lain adalah, pemerintah perlu menggalakkan penghematan bagi seluruh masyarakat, untuk mengantisipasi kejadian buruk sebagai akibat dari pendemi COVID-19, katanya menambahkan.
Baca juga: Penundaan utang bagi UMKM dinilai sangat tepat