Kupang (ANTARA) - Komunitas Sekolah Musa yang bergelut di bidang mulitmedia memberikan edukasi kepada masyarakat tentang sejarah kehidupan di Kota Kupang, ibu Kota Provinsi Nusa Tenggara Timur lewat kegiatan pameran foto bertema “Merekam Kota Kupang”.
Kegiatan pameran berlangsung tanggal 17-31 Oktober 2020 itu dipusatkan di Pabrik Es Minerva, Kampung Solor, Kecamatan Kota Lama, Kota Kupang.
“Pameran ini kami gelar untuk sebagai media edukasi bagi masyarakat tentang sejarah Kota Kupang lewat arsip foto tentang kehidupan massa lampau, juga produk peninggalan sejarah lainnya,” kata Bernadet Sabyani selaku koordinator bidang pengumpulan arsip foto, ketika ditemui di lokasi pameran di Kupang, Minggu (25/10).
Ia mengatakan, pameran digelar pihaknya karena berangkat keresahan anak-anak muda yang terhimpun dalam komunitas Sekolah Musa terhadap informasi tentang sejarah Kota Kupang yang ada di masyarakat.
“Kita tahu bahwa Kota Kupang saja tahun berdirinya belum pasti juga seperti informasi yang dipahami masyarakat, yang kita dengar misalnya kota ini baru belasan tahun, padahal kan sudah ada sejak zaman penjajahan,” katanya.
Untuk itu, pihaknya berinisiatif menggali informasi tentang sejarah kehidupan masyarakat di Kota Kupang melalui arsip foto maupun produk peninggalan sejarah lainnya untuk ditampilkan dalam pameran.
“Jadi sejak awal tahun kami mulai mengumpulkan arsip foto dan sebagainya. Lebih banyak arsip foto yang kami dapatkan itu dari keluarga-keluarga orang Cina di Kota Kupang,” katanya.
Koordinator bidang dokumentasi pameran, Frengky Lolo, menjelaskan, proses pengumpulan arsip pameran ini dipersiapkan selama sekitar sepuluh bulan.
Ia mengatakan, pengumpulan arsip dilakukan dengan cara menyebarkan informasi melalui selebaran di media sosial serta menghubungi orang-orang tertentu yang diketahui berperan penting di massa lalu.
“Terutama kami hubungi orang-orang dari keluarga kaya di massa lalu yang memiliki kamera yang menjadi barang mahal dan langka saat itu sehingga banyak arsip foto yang kami dapat dari mereka,” katanya.
Sementara itu, Theresia, seorang pengunjung pameran berharap pameran seperti ini ke depan bisa digelar secara berkelanjutan dengan dukungan lebih banyak arsip yang tentang sejarah peradaban di Kota Kupang agar lebih lengkap sehingga bisa didigitalisasikan.
“Pameran seperti ini tentu penting sebagai edukasi serta membuka wawasan masyarakat terutama generasi muda tentang sejarah peradaban masyarakat di daerahnya sendiri,” katanya.