Rp50 Miliar Untuk Kembangkan Pelabuhan Rote

id Menhub

Rp50 Miliar Untuk Kembangkan Pelabuhan Rote

Pelabuhan Ba'a di Pulau Rote, Kabupaten Rote Ndao, NTT

Kemenhub menganggarkan Rp50 miliar untuk pengembangan fasilitas Pelabuhan Ba'a di Kabupaten Rote Ndao, NTT dengan menambah panjang dermaga dan investasi crane untuk bongkar-muat barang.

Rote Ndao, NTT (Antara NTT) - Kementerian Perhubungan menganggarkan Rp50 miliar untuk pengembangan fasilitas Pelabuhan Ba'a di Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur dengan menambah panjang dermaga dan investasi crane untuk bongkar-muat barang.

Menhub Budi Karya Sumadi saat meninjau Pelabuhan Rote Ndao, Minggu, menjelaskan setelah dikembangkan, dermaga Pelabuhan Ba'a akan memiliki panjang 130 meter dari yang saat ini sepanjang 80 meter.

"Pelabuhan ini ada yang perlu di improve yaitu panjangnya kurang. Saat ini 80 meter dan akan kita tambah lagi 50 meter. Anggarannya sekitar Rp40 miliar sampai Rp50 miliar," kata Menhub Budi Karya Sumadi.

Ia menjelaskan, peningkatan pengoperasian tol laut dengan menambah panjang dermaga dapat membuat dua atau tiga kapal bisa bersandar.

Selain itu, Menhub juga akan menginvestasikan crane di Pelabuhan Ba'a guna meningkatkan pelayanan kinerja bongkar muat barang sehingga lebih cepat.

Di pelabuhan Ba'a saat ini paling tidak ada 10 container yang masuk dalam sebulan. Menurut Menhub, barang-barang atau logistik dapat dikumpulkan di "Rumah Kita" yang dikelola Pelindo III dari Rote sehingga bisa dibawa sebagai muatan balik ke Surabaya atau Jakarta.

"Muatan balik Rote-Surabaya relatif sedikit berkisar 10-20 persen. Kita ingin barang yang datang dan pergi muatannya sama," ungkapnya.

Ia menambahkan, tol laut ini merupakan potensi membawa barang dan meningkatkan ekonomi. Pelindo III ditugaskan bersama masyarakat untuk mengumpulkan barang agar dapat dibawa keluar.

Sementara itu, Wakil Bupati Rote Ndao Jonas C Luan mengatakan kebijakan tol laut ini sesuatu yang mendatangkan berkah terutama untuk kabupaten Rote Ndao.

Ia mengatakan akan mengatur barang yang masuk dan keluar Rote dapat berimbang. "Ketersediaan dan penampungan barang kita akan atur bersama sehingga datang dan keluar bisa berimbang sehingga terjadi peningkatan ekonomi," ujar Jonas.

Jonas menjelaskan setelah ada tol laut, harga barang di Rote dapat turun dan dapat terkendali. "Ada manfaat yang positif, sebelum ada tol laut harga agak lebih tinggi setelah ada tol laut karena ada distribusi dan stok harga lebih terkendali," tegas Jonas.

Tol Laut di Rote dilayani KM Caraka Jaya Niaga III-22 dan KM Logistik Nusantara I yang keduanya berangkat dari Tanjung Perak, Surabaya. Adapun jenis muatan yang dibawa yakni antara lain gula, beras, tepung, kedelai, minyak dan baja konstruksi.