Kapal nelayan Kupang hilang saat Seroja belum ditemukan
nelayan pemilik kapal hanya pasrah saja sambil berharap ke depan ada dukungan dari pihak lain untuk membantu pencarian
Kupang (ANTARA) - Sebanyak lima unit kapal nelayan di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, yang hilang saat bencana badai siklon tropis Seroja melanda wilayah itu hingga kini belum ditemukan.
Hal itu dikemukakan Kepala Seksi Informasi dan Komunukasi Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Abdul Wahab Sidin ketika dihubungi di Kupang, Senin, (1/6) terkait kapal nelayan yang hilang saat badai Seroja.
"Lima kapal nelayan yang hilang itu terdiri dari dua kapal pole and line, dua hand line, dan satu mini purse seine," katanya.
Ia menjelaskan kelima kapal nelayan itu hilang karena diterjang angin hingga terseret arus laut dan tenggelam saat badai siklon tropis Seroja yang terjadi pada 4-5 April 2021 lalu.
Para nelayan, lanjut dia telah berupaya mencari kapal-kapal tersebut di beberapa titik perairan yang diduga menjadi lokasi tenggelamnya kapal namun belum ditemukan hingga saat ini.
Wahab Sidin mengatakan nelayan juga telah meminta bantuan Kepolisian Perairan setempat agar mengerahkan kapalnya untuk membantu pencarian namun juga masih ada kendala peralatan kapal.
"Jadi nelayan pemilik kapal hanya pasrah saja sambil berharap ke depan ada dukungan dari pihak lain untuk membantu pencarian," katanya.
Baca juga: Puluhan unit alat tangkap nelayan Kupang belum dievakuasi
Wahab Sidin mengatakan hilangnya kapal nelayan ini menimbulkan kesedihan mendalam bagi nelayan pemilik kapal karena mereka kehilangan sumber mata pencaharian untuk menghidupi rumah tangga.
Baca juga: HNSI NTT harapkan ekspor langsung dari Kupang segera terwujud
Untuk itu, kata dia HNSI Kota Kupang sebagai wadah aspirasi nelayan berharap pemerintah daerah maupun Kementerian Kelautan dan Perikanan biaa memberikan perhatian agar nelayan terdampak bisa bangkit membangun kembali kehidupannya.
"Ada nelayan yang kehilangan dua unit kapal sekaligus akibat badai Seroja, sehingga kita berharap kalau bantuan dua unit terlalu besar maka paling tidak satu kapal," katanya.
Hal itu dikemukakan Kepala Seksi Informasi dan Komunukasi Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Abdul Wahab Sidin ketika dihubungi di Kupang, Senin, (1/6) terkait kapal nelayan yang hilang saat badai Seroja.
"Lima kapal nelayan yang hilang itu terdiri dari dua kapal pole and line, dua hand line, dan satu mini purse seine," katanya.
Ia menjelaskan kelima kapal nelayan itu hilang karena diterjang angin hingga terseret arus laut dan tenggelam saat badai siklon tropis Seroja yang terjadi pada 4-5 April 2021 lalu.
Para nelayan, lanjut dia telah berupaya mencari kapal-kapal tersebut di beberapa titik perairan yang diduga menjadi lokasi tenggelamnya kapal namun belum ditemukan hingga saat ini.
Wahab Sidin mengatakan nelayan juga telah meminta bantuan Kepolisian Perairan setempat agar mengerahkan kapalnya untuk membantu pencarian namun juga masih ada kendala peralatan kapal.
"Jadi nelayan pemilik kapal hanya pasrah saja sambil berharap ke depan ada dukungan dari pihak lain untuk membantu pencarian," katanya.
Baca juga: Puluhan unit alat tangkap nelayan Kupang belum dievakuasi
Wahab Sidin mengatakan hilangnya kapal nelayan ini menimbulkan kesedihan mendalam bagi nelayan pemilik kapal karena mereka kehilangan sumber mata pencaharian untuk menghidupi rumah tangga.
Baca juga: HNSI NTT harapkan ekspor langsung dari Kupang segera terwujud
Untuk itu, kata dia HNSI Kota Kupang sebagai wadah aspirasi nelayan berharap pemerintah daerah maupun Kementerian Kelautan dan Perikanan biaa memberikan perhatian agar nelayan terdampak bisa bangkit membangun kembali kehidupannya.
"Ada nelayan yang kehilangan dua unit kapal sekaligus akibat badai Seroja, sehingga kita berharap kalau bantuan dua unit terlalu besar maka paling tidak satu kapal," katanya.