Investor China Tindaklanjuti Mutiara di NTT

id Mutiara

Investor China Tindaklanjuti Mutiara di NTT

Investor China berminat di sektor budidaya mutiara di NTT

Investasi mutiara di provinsi berbasiskan kepulauan itu segera ditindaklanjuti oleh investor dari China.
Kupang (Antara NTT) - Gubernur Nusa Tenggara Timur Frans Lebu Raya mengatakan investasi mutiara di provinsi berbasiskan kepulauan itu segera ditindaklanjuti oleh investor dari China.

"Dari berbagai potensi yang kami tawarkan ke para pengusaha di China beberapa waktu lalu, yang segera ditindaklanjuti yaitu investasi budidaya mutiara laut," kata Gubenur Frans Lebu Raya kepada wartawan di Kupang,Senin, terkait hasil kunjungan delegasi bisnis NTT yang dipimpinnya ke Tiongkok pekan lalu.

Ia mengatakan, kunjungan delegasi bisnis ke negeri Tirai Bambu itu merupakan kesempatan berharga karena pihaknya bisa bertemu dan mempromosikan secara langsung berbagai potensi investasi di provinsi setempat ke para pengusaha besar di China.

Tidak lanjut dari kunjungan pada 22-25 November itu, lanjut gubernur dua periode iti, juga mempersiapkan MoU antara Provinsi Zhejiang dan Provinsi NTT yang dilakukan pada awal 2018 mendatang.

Dari berbagai potensi investasi yang dipromosikan seperti sektor peternakan, pariwisata, energi dan lainnya, katanya, ada pengusaha yang telah menyatakan minatnya untuk investasi di sektor budiaya mutiara laut.

"Ada banyak tempat di NTT yang kami siapkan untuk mendukung budidaya mutiara yang diminati investor ini, ada yang izinnya sudah ada tapi belum jalan dan seterusnya, nanti kami akan lihat," katanya.

Secara terpisah, Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi NTT Semuel Rebo menyebut pengusaha mutiara terbesar di China yang hendak berinvestasi budidaya mutiara di daerah itu yaitu Chen Haijun.

"Pemilik perusahaan Chen Haijun akan datang ke NTT pada Januari 2018 untuk melihat potensi untuk mengembangkan budidaya mutiara air laut," jelasnya.

Ia mengatakan, Pemerintah Provinsi NTT saat ini sementara menyiapkan berbagai informasi yang dibutuhkan, serta telah menghubungi investor tersebut untuk segera mengajukan izin ke BKPM RI.

"Pemerintah Provinsi NTT akan memback up untuk pengurusan izin di Badan Koordinasi Penanaman Modal di Jakarta," katanya.

Ia menambahkan, tidak lanjut lainjya dari pertemuan bisnis itu yakni mendorong pengembangan pariwisata di mana akan diupayakan adanya penerbangan langsung Tiongkok-Labuan Bajo dengan pesawat charteran.

Namun untuk penerbangan langsung, landasan pacu bandara Komodo harus diperpanjang minimal sampai 3.000 meter, dari saat ini hanya mencapai 2.350 meter.