Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada awal pekan menguat jelang rilis data cadangan devisa Mei 2021.
Pada pukul 9.59 WIB, rupiah menguat 26 poin atau 0,18 persen ke posisi Rp14.269 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.295 per dolar AS.
"Pelaku pasar menantikan rilis data cadangan devisa, penjualan ritel, dan Indeks Keyakinan Konsumen Indonesia. Pelaku pasar juga tetap mencermati isu tapering AS seiring membaiknya data tenaga kerja AS," tulis Tim Riset NH Korindo Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Senin, (7/6).
Data tenaga kerja adalah salah satu acuan bank sentral Amerika Serikat, Federal Reserve (Fed) dalam menetapkan kebijakan moneter, selain data inflasi. Inflasi tinggi dan tenaga kerja AS yang menguat, maka ekspektasi tapering pun semakin nyata.
Spekulasi pengurangan stimulus The Fed kembali muncul, pasca pernyataan Presiden The Fed wilayah Philadelphia Patrick Harker. Dia mengatakan saat ini adalah waktu yang tepat melakukan pengurangan quantitative easing.
Sebelumnya Automatic Data Processing Inc (ADP) melaporkan sektor AS di luar sektor pertanian, berhasil menyerap tenaga kerja sebanyak 978 ribu sepanjang Mei 2021. Penambahan tersebut lebih banyak dari bulan sebelumnya 654 ribu tenaga kerja.
Dari domestik, pemerintah berencana untuk mengubah Undang-Undang (UU) Pajak Pertambahan Nilai (PPN). Salah satu yang diubah adalah mengenai tarif PPN.
Dalam dokumen revisi kelima Undang-Undang (UU) Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, aturan tarif PPN diusulkan naik menjadi 12 persen dari yang saat ini berlaku sebesar 10 persen.
Baca juga: Harga emas bangkit 18,7 dolar
Nilai tukar rupiah relatif datar sepekan terakhir, dengan kurs spot melemah 0,07 persen ke level Rp14.295 per dolar AS. Sementara itu, kurs JISDOR melemah 0,13 persen ke level Rp14.316 per dolar AS.
Baca juga: IHSG Rabu sore ditutup menguat diiringi berlanjutnya aksi beli asing
Pada Jumat (4/6) lalu, rupiah ditutup melemah 10 poin atau 0,07 persen ke posisi Rp14.295 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.285 per dolar AS.