Kupang (ANTARA) - Stasiun Meteorologi El Tari Kupang Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mendeteksi tujuh titik panas (hotspot) di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) pada 28 dan 29 Juli 2021.
"Tujuh titik panas tersebar di Kabupaten Kupang, Sumba Barat Daya, dan Sumba Timur," kata Kepala Stasiun Meteorologi El Tari Kupang Agung Sudiono Abadi dalam keterangannya di Kupang, Kamis, (29/7).
Secara rinci, tujuh titik panas tersebut terbagi menjadi 3 titik panas di Kabupaten Kupang, 3 titik panas di Sumba Timur, dan 1 titik di Sumba Barat Daya.
Titik panas terpantau berdasarkan analisis peta sebaran titik panas dengan pantauan Satelit Terra, Aqua, Suomi NPP, dan NOAA20 oleh Lapan.
"Tingkat kepercayaan di atas 80 persen," tambahnya.
Agung menjelaskan satelit akan mendeteksi anomali suhu panas dalam luasan satu kilometer persegi.
Sementara pada suatu lokasi di permukaan bumi akan diobservasi dua hingga empat kali per hari.
Pada wilayah yang tertutup awan, kata Agung, hotspot tidak dapat terdeteksi. Selain itu, kekeringan dan embusan angin kencang juga menjadi penyebab tidak langsung dalam sebaran suatu titik panas tersebut.
Lebih lanjut, dia mengatakan citra satelit hanya menilai anomali reflekstifitas dan suhu sekitar yang diinterpretasikan sebagai titik panas (hotspot). "Penyebab adanya anomali tersebut tidak dapat kami pastikan," ucapnya.
Baca juga: Presiden Jokowi minta BMKG agar peringatan dini lebih cepat dan akurat
Baca juga: BMKG imbau nelayan waspadai gelombang 4 meter di Laut Sawu
BMKG deteksi tujuh titik panas di wilayah NTT
Tingkat kepercayaan di atas 80 persen