BMKG sebut tujuh titik panas muncul di wilayah NTT

id NTT,BMKG,Stasiun Meteorologi El Tari Kupang,titik panas,hot spot

BMKG sebut tujuh titik panas muncul di wilayah NTT

Tangkapan layar sejumlah titik panas yang ditandai dengan titik berwarna merah muncul di wilayah NTT, pada Kamis (26/8/2021). ANTARA/HO- Stasiun Meteorologi El Tari Kupang

...Tujuh titik panas tersebut muncul pada Kamis (26/8) hari ini dari pukul 01.00-19.00 WITA dengan tingkat kepercayaan di atas 80 persen
Kupang (ANTARA) - Stasiun Meteorologi El Tari Kupang Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melaporkan sebanyak tujuh titik panas (hot spot) muncul di wilayah provinsi berbasiskan kepulauan itu.  

"Tujuh titik panas tersebut muncul pada Kamis (26/8) hari ini dari pukul 01.00-19.00 WITA dengan tingkat kepercayaan di atas 80 persen," kata Kepala Stasiun Meteorologi El Tari Kupang BMKG Agung Sudinono Abadi di Kupang, Kamis, (27/8).

Ia menyebutkan sebaran titik panas tersebut masing-masing di Kecamatan Pembantu Pantar Kabupaten Alor satu titik, Kecamatan Ile Ape Kabupaten Lembata satu titik, Kecamatan Talibura Kabupaten Sikka satu titik.

Selain itu empat titik di Kabupaten Sumba Timur yakni di Kecamatan Lewa satu titik, Kecamatan Pahungalodu dua titik dan Kecamatan Pandawai satu titik.

Lebih lanjut Agung menjelaskan kemunculan titik panas diketahui berdasarkan analisis peta sebaran titik panas dengan pantauan Satelit Terra, Aqua, Suomi NPP dan NOAA20 oleh Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (Lapan).

Satelit akan mendeteksi anomali suhu panas dalam luasan 1 km persegi. Pada suatu lokasi di permukaan bumi akan diobservasi 2-4 kali per hari.

Namun pada wilayah yang tertutup awan, kata dia maka titik panas tidak dapat terdeteksi.

Baca juga: BMKG imbau 11 daerah di NTT waspadai kekeringan meteorologis

Baca juga: BMKG minta masyarakat tak sepelekan informasi cuaca demi keselamatan


Citra satelit tersebut hanya menilai anomali reflekstifitas dan suhu sekitar yang diinterpretasikan sebagai titik panas (hot spot). "Penyebab adanya anomali tersebut tidak dapat kami pastikan," katanya.

Agung menambahkan kondisi kekeringan dan hembusan angin yg kencang juga menjadi penyebab tidak langsung dalam sebaran suatu titik panas tersebut..