Kematian ibu menjadi fokus utama hari Keselamatan Pasien Sedunia
...Lebih dari 62 persen kematian ibu dan bayi terjadi di rumah sakit. Setelah kami amati, ternyata penyebabnya karena pasien sudah dalam kondisi kritis saat tiba di rumah sakit
Jakarta (ANTARA) - Tingkat kematian ibu pada masa persalinan sebesar 76 persen di Indonesia menjadi perhatian pemerintah dalam agenda peringatan Hari Keselamatan Pasien Sedunia 2021, ujar Pejabat Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI.
"Ada tiga sebab utama, yakni pendarahan, ada juga yang meninggal karena hipertensi yang membuat pasien kejang-kejang saat melahirkan dan ada penyebab lain yang dipicu penyakit penyerta, seperti jantung, diabetes," kata Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kemenkes RI Abdul Kadir dalam agenda zoom meeting "Hari Keselamatan Pasien Sedunia" yang diikuti dari Jakarta, Selasa, (14/9).
Abdul mengatakan faktor risiko persalinan terjadi mulai dari fase sebelum dan saat hamil. Proporsi kematian ibu saat hamil sekitar 24 persen, saat persalinan 36 persen dan 40 persen usai menjalani persalinan (pasca-persalinan).
"Lebih dari 62 persen kematian ibu dan bayi terjadi di rumah sakit. Setelah kami amati, ternyata penyebabnya karena pasien sudah dalam kondisi kritis saat tiba di rumah sakit," katanya.
Atas dasar tersebut, Kemenkes membagi tiga strategi dalam upaya meminimalisasi laju kematian ibu di masa persalinan, yakni meningkatkan peran fasilitas pelayanan kesehatan primer dalam mendeteksi dini risiko kematian ibu, penguatan sistem rujukan dan melibatkan peran keluarga serta masyarakat untuk mengantisipasi keterlambatan pasien menuju rumah sakit.
"Semua ibu yang akan melahirkan itu harus melahirkan di fasilitas pelayanan kesehatan," katanya.
Abdul mengatakan Kemenkes juga memperkuat kebijakan di daerah dengan mengaktifkan program Desa Siaga dan pemenuhan standar pelayanan minimal (SPM) kesehatan ibu dan bayi bersama Kementerian Dalam Negeri RI.
"Kita juga tingkatkan lagi koordinasi dengan organisasi profesi terkait untuk pemerataan sumber daya manusia dan peningkatan kompetensi serta peran lintas sektor dalam pemberdayaan masyarakat dan penurunan angka kematian ibu," katanya.
Kemenkes RI juga terus mengoptimalkan monitoring pemanfaatan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan jaminan persalinan untuk penurunan angka kematian ibu.
Baca juga: Syarat ibu hamil lakukan vaksinasi COVID-19
Abdul menambahkan Hari Keselamatan Pasien Sedunia 2021 yang diperingati setiap 17 September merupakan momentum bagi seluruh pihak untuk meningkatkan partisipasi aktif dalam upaya pencegahan pasien meninggal dunia.
Baca juga: Kontrol kalori dan nutrisi cegah hipertensi pada ibu hamil
"Tahun ini mengambil tema 'Selamatkan Ibu dan Bayi Baru Lahir, Mari Berikan Pelayanan Persalinan yang Aman dan Bermartabat'. Beban risiko dari kerugian yang ditimbulkan bagi ibu dan bayi yang meninggal ini sangat besar," katanya.
"Ada tiga sebab utama, yakni pendarahan, ada juga yang meninggal karena hipertensi yang membuat pasien kejang-kejang saat melahirkan dan ada penyebab lain yang dipicu penyakit penyerta, seperti jantung, diabetes," kata Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kemenkes RI Abdul Kadir dalam agenda zoom meeting "Hari Keselamatan Pasien Sedunia" yang diikuti dari Jakarta, Selasa, (14/9).
Abdul mengatakan faktor risiko persalinan terjadi mulai dari fase sebelum dan saat hamil. Proporsi kematian ibu saat hamil sekitar 24 persen, saat persalinan 36 persen dan 40 persen usai menjalani persalinan (pasca-persalinan).
"Lebih dari 62 persen kematian ibu dan bayi terjadi di rumah sakit. Setelah kami amati, ternyata penyebabnya karena pasien sudah dalam kondisi kritis saat tiba di rumah sakit," katanya.
Atas dasar tersebut, Kemenkes membagi tiga strategi dalam upaya meminimalisasi laju kematian ibu di masa persalinan, yakni meningkatkan peran fasilitas pelayanan kesehatan primer dalam mendeteksi dini risiko kematian ibu, penguatan sistem rujukan dan melibatkan peran keluarga serta masyarakat untuk mengantisipasi keterlambatan pasien menuju rumah sakit.
"Semua ibu yang akan melahirkan itu harus melahirkan di fasilitas pelayanan kesehatan," katanya.
Abdul mengatakan Kemenkes juga memperkuat kebijakan di daerah dengan mengaktifkan program Desa Siaga dan pemenuhan standar pelayanan minimal (SPM) kesehatan ibu dan bayi bersama Kementerian Dalam Negeri RI.
"Kita juga tingkatkan lagi koordinasi dengan organisasi profesi terkait untuk pemerataan sumber daya manusia dan peningkatan kompetensi serta peran lintas sektor dalam pemberdayaan masyarakat dan penurunan angka kematian ibu," katanya.
Kemenkes RI juga terus mengoptimalkan monitoring pemanfaatan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan jaminan persalinan untuk penurunan angka kematian ibu.
Baca juga: Syarat ibu hamil lakukan vaksinasi COVID-19
Abdul menambahkan Hari Keselamatan Pasien Sedunia 2021 yang diperingati setiap 17 September merupakan momentum bagi seluruh pihak untuk meningkatkan partisipasi aktif dalam upaya pencegahan pasien meninggal dunia.
Baca juga: Kontrol kalori dan nutrisi cegah hipertensi pada ibu hamil
"Tahun ini mengambil tema 'Selamatkan Ibu dan Bayi Baru Lahir, Mari Berikan Pelayanan Persalinan yang Aman dan Bermartabat'. Beban risiko dari kerugian yang ditimbulkan bagi ibu dan bayi yang meninggal ini sangat besar," katanya.