Bupati Manggarai Barat: Digitalisasi angkat kinerja industri pariwisata
Pengelolaan pariwisata digital saat ini memberikan kemudahan dan keunggulan baik dari aspek biaya maupun keakuratan informasi
Labuan Bajo (ANTARA) - Bupati Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) Edistasius Endi menyebut digitalisasi memainkan peranan yang sangat penting dalam mendongkrak kinerja industri pariwisata baik secara nasional maupun di tingkat lokal kedaerahan.
"Era digital ini telah banyak mengubah cara wisatawan dalam merencanakan perjalanan mulai dari mencari dan melihat informasi (look), memesan paket wisata (book) hingga membayar secara online (pay)," kata Edistasius Endi akrab disapa Edi saat membawakan sambutan dalam kegiatan Pertunjukan Rakyat Pengembangan Bisnis Pariwisata di Era Digital di Labuan Bajo, NTT, Senin (4/10).
Bupati Edi mengatakan gaya hidup masyarakat yang bergerak cepat dan bersentuhan langsung dengan internet menyebabkan model promosi digital sangat relevan untuk diaplikasikan ke dalam industri kepariwisataan. Transformasi digital itu mengubah keseluruhan siklus ekosistem kepariwisataan, termasuk menjadi penyebab bergesernya budaya siber dan visual pada wisatawan.
Pergeseran budaya siber terlihat dari transformasi digital pada era digital pariwisata 4.0 yang mana ada proses perubahan pengambilan keputusan dalam melakukan kegiatan pariwisata dan perjalanan wisata. Budaya siber yang berfokus pada fenomena sosial dan networking menjadikan media sosial memiliki peran yang signifikan sebagai sumber rujukan bagi wisatawan dalam menentukan daerah tujuan wisata yang akan dikunjunginya.
Selanjutnya Bupati Edi berujar, sebagai bagian dari komitmen kepemimpinan, pemerintah berupaya menjadikan industri kepariwisataan daerah sebagai sektor penting yang harus mendapatkan perhatian lebih, khususnya melalui pengintegrasian lintas sektor dalam mendesain kebijakan, program, dan kegiatan.
Upaya itu diharapkan akan memberi dampak pada tujuan akhir dari pengelolaan kepariwisataan yakni lama tinggal (length of stay) dan uang beredar (spend of money). Oleh karenanya, dalam rangka mendukung dua tujuan kepariwisataan dibutuhkan strategi promosi dan pemasaran yang efektif serta efisien dengan antara lain melalui penerapan digitalisasi dan penggunaan platform sosial media dalam menyediakan sejumlah informasi tentang kepariwisataan.
Pengelolaan pariwisata digital saat ini, kata dia, memberikan kemudahan dan keunggulan baik dari aspek biaya maupun keakuratan informasi. Pariwisata digital juga memiliki arti pemanfaatan digital pada industri pariwisata dengan mencakup aspek pengelolaan dan pemasaran melalui pemanfaatan fasilitas sarana internet dengan berbagai media yang dekat dengan masyarakat seperti penggunaan jejaring sosial.
Dia pun menilai perkembangan dan pengelolaan pariwisata digital dapat terbentuk dan berkelanjutan (suistainable) jika tercipta kolaborasi dalam keterlibatan yang aktif dari semua pemangku kepentingan di sektor pariwisata itu sendiri, yakni pentahelix.
"Peran serta dan peran aktif dari kelima pemangku kepentingan pentahelix ini diharapkan akan membawa perkembangan yang baik bagi dunia kepariwisataan digital di era 4.0 di Indonesia, khususnya di setiap daerah yang memiliki potensi pariwisata," harap Bupati Edi menutup sambutannya.
Baca juga: Pemkab Mabar dorong hotel sertifikasi CHSE
Baca juga: Pemkab Mabar optimistis kunjungan wisatawan 30 ribu hingga akhir 2021
"Era digital ini telah banyak mengubah cara wisatawan dalam merencanakan perjalanan mulai dari mencari dan melihat informasi (look), memesan paket wisata (book) hingga membayar secara online (pay)," kata Edistasius Endi akrab disapa Edi saat membawakan sambutan dalam kegiatan Pertunjukan Rakyat Pengembangan Bisnis Pariwisata di Era Digital di Labuan Bajo, NTT, Senin (4/10).
Bupati Edi mengatakan gaya hidup masyarakat yang bergerak cepat dan bersentuhan langsung dengan internet menyebabkan model promosi digital sangat relevan untuk diaplikasikan ke dalam industri kepariwisataan. Transformasi digital itu mengubah keseluruhan siklus ekosistem kepariwisataan, termasuk menjadi penyebab bergesernya budaya siber dan visual pada wisatawan.
Pergeseran budaya siber terlihat dari transformasi digital pada era digital pariwisata 4.0 yang mana ada proses perubahan pengambilan keputusan dalam melakukan kegiatan pariwisata dan perjalanan wisata. Budaya siber yang berfokus pada fenomena sosial dan networking menjadikan media sosial memiliki peran yang signifikan sebagai sumber rujukan bagi wisatawan dalam menentukan daerah tujuan wisata yang akan dikunjunginya.
Selanjutnya Bupati Edi berujar, sebagai bagian dari komitmen kepemimpinan, pemerintah berupaya menjadikan industri kepariwisataan daerah sebagai sektor penting yang harus mendapatkan perhatian lebih, khususnya melalui pengintegrasian lintas sektor dalam mendesain kebijakan, program, dan kegiatan.
Upaya itu diharapkan akan memberi dampak pada tujuan akhir dari pengelolaan kepariwisataan yakni lama tinggal (length of stay) dan uang beredar (spend of money). Oleh karenanya, dalam rangka mendukung dua tujuan kepariwisataan dibutuhkan strategi promosi dan pemasaran yang efektif serta efisien dengan antara lain melalui penerapan digitalisasi dan penggunaan platform sosial media dalam menyediakan sejumlah informasi tentang kepariwisataan.
Pengelolaan pariwisata digital saat ini, kata dia, memberikan kemudahan dan keunggulan baik dari aspek biaya maupun keakuratan informasi. Pariwisata digital juga memiliki arti pemanfaatan digital pada industri pariwisata dengan mencakup aspek pengelolaan dan pemasaran melalui pemanfaatan fasilitas sarana internet dengan berbagai media yang dekat dengan masyarakat seperti penggunaan jejaring sosial.
Dia pun menilai perkembangan dan pengelolaan pariwisata digital dapat terbentuk dan berkelanjutan (suistainable) jika tercipta kolaborasi dalam keterlibatan yang aktif dari semua pemangku kepentingan di sektor pariwisata itu sendiri, yakni pentahelix.
"Peran serta dan peran aktif dari kelima pemangku kepentingan pentahelix ini diharapkan akan membawa perkembangan yang baik bagi dunia kepariwisataan digital di era 4.0 di Indonesia, khususnya di setiap daerah yang memiliki potensi pariwisata," harap Bupati Edi menutup sambutannya.
Baca juga: Pemkab Mabar dorong hotel sertifikasi CHSE
Baca juga: Pemkab Mabar optimistis kunjungan wisatawan 30 ribu hingga akhir 2021