Banjir lahar dingin berpotensi terjadi di Lembata

id Banjir lahar dingin, NTT, Kota Kupang,lembata

Banjir lahar dingin berpotensi terjadi di Lembata

Kondisi banjir yang diakibatkan oleh lahir dingin di Kabupaten Lembata. ANTARA/Ho-Humas Pemkab Lembata

...Kami sudah kerahkan sejumlah personel untuk membantu warga jika terjadi sesuatu, khususnya bagi warga yang berada di desa tepat di bawah kaki gunung
Kupang (ANTARA) - Bupati Lembata Thomas Ola Langgoday mengatakan bahwa potensi banjir lahar dingin di kabupaten itu masih sangat besar karena saat ini baru pertengahan November dan masa musim hujan masih panjang.

"Banjir yang terjadi kemarin itu karena hujan yang terjadi dua kali. Nah ini masih panjang sekali karena musim hujan baru mulai, sehingga potensi banjirnya besar sekali," katanya saat dihubungi dari Kupang, Nusa Tenggara Timur, Rabu, (17/11).

Pria yang pernah menjabat sebagai Wakil Bupati Lembata itu mengatakan bahwa banjir bandang yang berpotensi terjadi itu diprediksi dari puncak Gunung Ili Lewotolok.

Menurut dia, banjir bandang itu berupa banjir lahar dingin, sehingga masyarakat perlu berhati-hati dan waspada jika curah hujan meningkat.

"Banjir lahar dingin ini membawa sejumlah material yang bisa saja memutus jalur transportasi di sejumlah desa," ujar dia.

Ia menjelaskan banjir yang terjadi pada Selasa (16/11) malam itu dikarenakan hujan yang terjadi hanya dalam waktu dua hingga tiga jam saja.

Thomas khawatir jika hujan terjadi seharian penuh sudah pasti akan berdampak buruk bagi warga di beberapa lokasi, seperti Desa Jontona dan beberapa desa lainnya.

Karena itu, kata dia, pemerintah daerah sudah menyiagakan sejumlah petugas BPBD bersama instansi terkait untuk membantu penanganan bencana alam jika terjadi banjir lahar dingin.

"Kami sudah kerahkan sejumlah personel untuk membantu warga jika terjadi sesuatu, khususnya bagi warga yang berada di desa tepat di bawah kaki gunung," ujar dia.

Desa Jontona sendiri, ujar dia, memiliki potensi yang sangat besar untuk tertimpa bencana banjir lahar dingin karena memang belum ada normalisasi kali.

Kemudian juga Desa Napasabok serta di Desa Amakaka, sehingga, kata dia, warga di daerah itu diimbau untuk antisipasi bencana yang dapat menimbulkan korban jiwa.

Baca juga: Sejumlah ruas jalan di Lembata putus diterjang banjir

Baca juga: 27 kali letusan terjadi di Gunung Ili Lewotolok