Mensos minta bank penyalur bantuan sosial "jemput bola"

id mensos di jombang,pencairan kpm di jombang

Mensos minta bank penyalur bantuan sosial "jemput bola"

Menteri Sosial Tri Rismaharini saat di Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Minggu (6/2/2022). FOTO ANTARA/ HO-Humas Kemensos

Kalau harus mengumpulkan lansia, penyandang disabilitas atau yang sakit, di satu tempat di kabupaten, ya berat
Jombang, Jatim (ANTARA) - Menteri Sosial Tri Rismaharini meminta kepada semua pihak, termasuk bank penyalur untuk memudahkan proses penyaluran bantuan sosial, khususnya kepada mereka yang lanjut usia dan penyandang disabilitas dengan sistem "jemput bola"

"Agar pihak penyalur bisa 'jemput bola', untuk memastikan bantuan sosial (bansos) tuntas tersalurkan pada pertengahan bulan Februari 2022 ini. Dari mengamati pola salur bantuan sosial di berbagai daerah, secara umum ada keterbatasan petugas menjangkau kelompok lanjut usia dan penyandang disabilitas," katanya saat meninjau percepatan pencairan bansos di Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Minggu (6/2).

"Kalau saya amati di berbagai daerah, kebanyakan kurangnya akselerasi salur bantuan sosial terkait dengan bagaimana menjangkau kelompok lanjut usia dan penyandang disabilitas. Mereka ini karena kondisinya kan tidak mudah kalau harus datang ke kantor bank," tambahnya.

Mensos meninjau percepatan pencairan bansos  di sejumlah lokasi di Kabupaten Jombang antara lain di Kantor Kecamatan Tembelang, Kantor Kecamatan Mojoagung, dan Kantor Kecamatan Ngoro.

Pencairan bansos yang dilakukan tersebut adalah bantuan pangan non-tunai (BPNT)/ kartu sembako reguler, BPNT/ kartu sembako, PPKM dan program keluarga harapan (PKH).

Hasilnya, di Kabupaten Jombang, cukup banyak KPM yang belum melakukan transaksi.

Menurut Mensos, di sejumlah daerah, bansos yang belum salur berkisar 15-20 persen. Dari 21 kecamatan di Kabupaten Jombang, total KPM BPNT/kartu sembako yang belum transaksi mencapai 13.105 kartu keluarga sejahtera (KKS) dan sebanyak 8.825 KPM belum menerima bantuan.

Di Kabupaten Jombang, terdapat empat kecamatan yang angka bantuan sosialnya dan belum cair di atas 1.000 KPM yakni Kecamatan Bareng, Kecamatan Mojowarno, Kecamatan Mojoagung dan Kecamatan Ngoro.

Dari penjelasan petugas terkait, penyebab tingginya angka bantuan sosial yang belum cair tersebut bermacam-macam.

Sementara itu, untuk mengakselerasi pencairan bantuan, Mensos meminta kepada berbagai pihak untuk meningkatkan koordinasi. Kepada bank penyalur, Mensos meminta agar berinisiatif jemput bola.

"Kalau harus mengumpulkan lansia, penyandang disabilitas atau yang sakit, di satu tempat di kabupaten, ya berat. Makanya bank saya minta untuk bergerak door to door mendatangi KPM," katanya.

Mensos juga meminta dukungan semua pihak termasuk pemda menggunakan berbagai fasilitas yang memungkinkan salur bantuan sosial mendekati lokasi tinggal KPM baik itu kantor camat, kantor desa/lurah atau fasilitas lain yang memungkinkan.

Dalam kegiatannya, Mensos juga menekankan pentingnya peran pendamping sosial dalam mengakselerasi salur bantuan sosial, sebagai garda depan dalam membantu memastikan program untuk masyarakat prasejahtera berjalan dengan baik.

Kepada pendamping juga diminta untuk meningkatkan inisiatif, membantu memastikan percepatan salur bansos, demikian Tri Rismaharini.

Baca juga: Mensos paparkan kebijakan untuk dorong pemulihan pascabencana di NTT