Kupang (ANTARA) - "Sekarang sumber air su dekat. Beta sonde pernah terlambat lagi. Lebih mudah bantu mamak ambil air untuk mandi adik karena mudah ambil air. Katong bisa hidup sehat. Bapak ikut bantu jeung bapak desa".
Kalimat "sumber air su dekat" tak asing lagi di telinga masyarakat Nusa Tenggara Timur (NTT) khususnya daratan Timor sampai saat ini.
Kondisi ini sudah menjadi hal yang biasa saja bagi masyarakat di daratan pulau Timor khususnya warga eks Timor Timur (kini Timor Leste, red) di pemukiman Noelbaki, Kabupaten Kupang.
Akibat jajak pendapat pada tahun 1999, mereka yang mencintai Indonesia lebih memilih untuk bergabung dengan Indonesia dan menyebar di lima kabupaten di pulau Timor yang berbatasan langsung dengan Timor Leste.
Ada kurang lebih 1.674 kepala keluarga atau 10.522 jiwa warga eks Timor Timur yang kini tinggal di sejumlah pemukiman di lima kabupaten itu.
Di mana dari lima kabupaten itu, di pemukiman Noelbaki Kabupaten Kupang terdapat kurang lebih 5.271 jiwa atau 346 kepala keluarga yang menetap di daerah itu.
Walaupun sudah sekitar dua dekade menempati tempat pemukiman warga eks Timor Timur di wilayah Naibonat, Kabupaten Kupang, fasilitas air bersih dan sanitasi sangatlah minim.
Selama dua dekade penuh warga di pemukiman itu terpaksa setiap hari harus berjalan kaki sekitar satu kilometer untuk mengambil air bersih dari kali atau sungai yang mengalir jauh dari pemukiman itu.
Air bersih yang diambil dari sungai itu digunakan untuk mandi, cuci, kakus (MCK) dan kebutuhan lainnya demi kebutuhan sehari-hari.
"Kadang kalau bak belum penuh, terpaksa harus bolak balik sekitar tiga sampai empat kali. Jadi kalau dihitung-hitung jaraknya empat kilometer," kata Rosalina da Santos.
Wanita yang telah tinggal di daerah itu sejak tahun 1999 itu kini tinggal bersama suami dan tiga anaknya di sebuah rumah darurat yang terbuat dari bebak atau pelepah kayu dengan berlantaikan tanah itu mengaku hampir semua warga di pemukiman itu mengandalkan sungai itu untuk kebutuhan sehari-hari.
Sungai yang terus mengalirkan airnya selama musim kemarau itu, seolah-seolah menjadi pemuas dahaga bagi warga di pemukiman itu di saat daerah lain di pulau Timor sungainya kering.
Untuk mengurangi beban kerja, warga di RT 9C desa Noelbaki kemudian patungan agar bisa membuat bak penampung guna bisa mengambil air dan mengisi di bak itu sampai penuh sehingga tidak harus setiap hari mengambil air di sungai.
Sumur bor pejuang
Kondisi seperti ini kemudian menjadi perhatian serius dari Pangdam IX/Udayana yang pada tahun 2020 hingga awal 2022 dipimpin oleh Mayjen TNI Maruli Simanjuntak yang kini sudah menjabat sebagai Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) dengan pangkat Letnan Jenderal, dicari cara mengatasi masalah air bersih.
Air bersih dibutuhkan masyarakat di Kabupaten Kupang di pulau Timor, khususnya bagi para pejuang pro Integrasi yang memilih bergabung dengan Indonesia saat jajak pendapat yang melepas Timor Leste dari Indonesia.
Beberapa kali membantu mengatasi masalah air bersih bagi masyarakat di Kabupaten Kupang, Maruli justru rela menggunakan motor trail masuk ke daerah pelosok mendengar keluhan masyarakat, serta mencari cara mengatasi masalah air bersih tersebut.
Pompa Hidran menjadi salah satu cara untuk mengatasi masalah air bersih di daerah pelosok. Pasalnya masyarakat di kawasan pelosok sulit mendapatkan air karena bermukim di ketinggian sementara mata air ada di bagian bawah.
Dengan bantuan personel TNI AD di wilayah Korem 161/Wirasakti sejumlah bantuan pompa hidran diturunkan beserta dengan pipanya.
Tak hanya itu bagi warga eks Timor Leste yang kesulitan air bersih, di lima kabupaten di pulau Timor yaitu Kabupaten Kupang, Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara, Malaka, dan Kabupaten Belu juga dicarikan solusi agar bisa menikmati air bersih juga.
TNI AD bersama warga eks Timor Timur di lima kabupaten itu kemudian membuat sumur bor dengan kedalaman sekitar 50 meter untuk mendapatkan air bersih.
Maruli yang sudah menjabat sebagai Pangkostrad, hingga saat ini masih turun ke pulau Timor untuk memantau pembangunan sumur bor tersebut.
Ada sekitar 16 lokasi Sumur Bor Pejuang yang sudah berhasil dibangun oleh TNI AD di kawasan atau pemukiman warga eks Timor Timur dan semuanya kini sudah bisa beroperasi.
Kegelisahan warga eks Timor Timur di pemukiman tersebut terbayarkan karena kolaborasi apik TNI AD, Persatuan Purnawirawan TNI Angkatan Darat (PPAD) dan juga PT. Indika Energy yang menjadi pendonor alat dan anggaran.
Baca juga: PPAD bantu tangani masalah air bersih di Kupang
"Khusus untuk wilayah kabupaten Kupang terdapat empat titik sumur bor," kata Pangkostrad.
Khusus untuk RT 9C Kamp KBBI di Noelbaki yang baru saja diresmikan pada Senin (11/7), bakal memenuhi kebutuhan air bersih bagi 280 kepala keluarga atau 2.528 jiwa.
Kini sumur air yang sudah terpasang itu, dalam waktu dekat baik TNI AD dan warga setempat akan bergotong royong untuk membuat instalasi air bersih itu langsung ke rumah warga.
Karena kini untuk mendapatkan air, mereka masih harus berjalan beberapa meter agar bisa mengambil air bersih di sumur bor itu.
Wajah cerah Ketua RT 9C Kamp BBI Joao de Jesus terpancar jelas ketika ia berhasil memberikan air bersih kepada warganya melalui bantuan dari TNI AD itu
Sumur bor yang beroperasi 24 jam itu kini dinilai mampu memenuhi kebutuhan air bersih warga eks Timor Timur yang sudah sejak tahun 1999 menetap di daerah itu.
Menurut Joao, mata pencarian warga eks Timor Timur di daerah itu bertani. Sehingga air yang ada selain untuk mandi, cuci,kakus (MCK) dapat digunakan untuk mengairi tanaman sayuran yang dibudidayakan.
"Terima Kasih untuk bapak-bapak TNI AD, kini kami tidak kesulitan air lagi," katanya sambil mata berkaca-kaca.
Kolaborasi
Bupati Kupang Korinus Masneno mengapresiasi upaya TNI dan kolaborasi yang dilakukan oleh Pangkostrad, Ketua Umum PPAD Doni Munardo dan DIrektur Utama PT. Indika Energy dalam membantu warga di kabupaten Kupang.
Kabupaten Kupang ini merupakan dapur bagi Kota Kupang karena semua hasil pertanian untuk kebutuhan masyarakat di ibu kota Provinsi NTT itu datang dari Kabupaten Kupang. Sebut saja sembako, sayur-sayuran dan kebutuhan lainnya datang dari daerah itu.
Baca juga: Artikel - Derap mama-mama pelopor bambu Desa Rateroru memulai kisah bambu di Ende
Saat ini, usai pandemi melanda, Pemerintah Kabupaten Kupang kembali fokus dalam pengembangan lima program usaha ekonomi yaitu membangun pada sektor pertanian, peternakan, pariwisata, perkebunan dan sektor perikanan dan kelautan.
Ia pun memberikan apresiasi dan bersyukur atas sinergi TNI AD, karena dari 227 pompa hidran yang dibangun TNI AD di wilayah Nusa Tenggara, sebanyak 23 unit dibangun di Kabupaten Kupang.*
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Sumur Pejuang untuk pejuang eks Timor Timur