Perairan NTT belum terpasang alat pendeteksi tsunami

id BMKG

Perairan NTT belum terpasang alat pendeteksi tsunami

Buoy Tsunami (Foto: Twitter/@HydrosphereUK)

"Peralatan Bouy Tsunami ini sebenarnya lebih meyakinkan, dan bisa lebih pasti memberi informasi bahwa di dasar laut ada terjadi dislokasi gempa, namun kita belum punya," kata Robert Pwen Wahyu.
Kupang (AntaraNews NTT) - Nusa Tenggara Timur yang memiliki luas wilayah perairan laut sekitar 200.000 km2 ini, belum memiliki alat pendeteksi tsunami yang canggih atau Bouy Tsunami guna mengetahui dislokasi dasar laut setelah terjadinya gempa bumi.

"Peralatan Bouy Tsunami ini sebenarnya lebih meyakinkan, dan bisa lebih pasti memberi informasi bahwa di dasar laut ada terjadi dislokasi gempa, namun kita belum punya," kata Kepala BMKG Stasiun Geofisika Kelas I Kupang Robert Pwen Wahyu kepada Antara di Kupang, Kamis (4/10).

Ia menjelaskan hal tersebut ketika ditanya berbagai perangkat pendeteksi tsunami yang dimiliki oleh BMKG untuk mengetahui apakah akan ada tsunami atau tidak usai gempa bumi.

Robert mengatakan saat ini pelampung (Bouy) itu belum dipasang di seluruh wilayah perairan NTT. Bouy Tsunami adalah istem peringatan dini tsunami yang dipasang di laut dengan menggunakan pelampung. Sistem ini sangat cepat mendeteksi potensi terjadinya tsunami.

Pada awalnya, Buoy dipasang untuk aktivitas bongkar muat kapal laut. Namun, alat ini kemudian difungsikan untuk mengamati terjadinya gelombang pasang dan tsunami yang mungkin terjadi di kawasan tersebut.

Baca juga: Gempa di NTT tidak berpotensi tsunami

"Bouy juga merupakan alat pengukur tinggi gelombang yang dipasang oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)," katanya.

Selain Bouy, kata dia,  NTT juga membutuhkan satu alat lagi untuk mengukur tinggi gelombang milik Badan Informasi Geopasial (BIG) yang dipasang di pantai.

Robert mengatakan walaupun belum ada kedua alat tersebut, pihaknya masih bisa melakukan deteksi dini tsunami dengan menggunakan alat yang modelnya sama dengan Bouy, yakni sensor seismik.

"Sensor seismik memang sudah terpasang di 11 titik, namun jumlah tersebut masih sangat sedikit jika dibandingkan dengan luas wilayah perairan NTT yang mencapai sekitar 200.000 km2," katanya.

Ia menambahkan walaupun jumlah sensor seismik baru terpasang pada 11 titik, pihaknya masih mendapatkan sinyal dari seismik lain di daerah lain, karena memang bisa saling terhubung satu sama lain.

Baca juga: Tidak ada tsunami di Sumba Timur