Kupang (AntaraNews NTT) - Dua kapal patroli milik Pangkalan Utama Angkatan Laut (Lantamal) VII/Kupang, Nusa Tenggara Timur tidak dapat beroperasi lagi karena dalam kondisi rusak dan lapuk.
"Dua kapal itu sering dipakai untuk patroli di wilayah perairan NTT," kata Komandan Satuan Kapal Patroli Lantamal VII/Kupang Kolonel Laut (P) Nanang Nurjatmiko kepada Antara di Kupang, Rabu (10/10).
Hal ini disampaikannya berkaitan dengan adanya keluhan dari nelayan-nelayan di Kota Kupang yang menduga adanya permainan antara pihak TNI AL, khususnya Lantamal VII/Kupang dan kapal-kapal purse seine dari Bali yang menggunakan jala cincin saat menangkap ikan di perairan NTT.
Ia menjelaskan bahwa kedua kapal yang rusak itu adalah KAL Weling dan KAL Kembang yang usianya sudah sangat tua.
KAL Weling saat ini dalam perbaikan, sedangkan KAL Kembang dalam kondisi bocor di bodinya karena sudah lapuk ketika dihantam gelombang dan langsung bocor.
Oleh karena itu, setiap kali berpatroli, pihaknya selalu bergabung dengan pihak Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Kupang.
Baca juga: KRI Tongkol berpangkalan di Lantamal Kupang
Ketika pihaknya bersama PSDKP menangkap dua kapal purse seine dari Bali yang menggunakan jala cincin di perairan NTT beberapa waktu lalu.
"Mereka minta ada pasukan dari Lantamal VII yang ikut, dan kami menyertakan dua anggota," tuturnya.
Selama ini, patroli TNI AL sering dilaksanakan oleh Armada Timur. Namun, saat bertolak ke daerah yang sering menjadi lokasi aktivitas nelayan-nelayan luar daerah NTT, selalu terlambat.
Ia mengaku bahwa pihaknya sering mendapatkan laporan dari nelayan-nelayan di Kabupaten Malaka bahwa pada malam tiba banyak kapal dari luar NTT yang beroperasi di perairan itu.
"Kami belum bisa melakukan patroli karena tidak ada kapal. Oleh karena itu, saya berharap ada bantuan kapal patroli baru untuk berpatroli," katanya.
Baca juga: Lantamal berwewenang cek dokumen kapal