4.185 pekerja informal di Manggarai Raya jadi peserta BPJamsostek

id jaminan sosial,bpjs ketenagakerjaan,bpjamsostek,pekerja informal,manggarai,manggarai timur,manggarai barat,ntt

4.185 pekerja informal di Manggarai Raya jadi peserta BPJamsostek

Penyerahan santunan jaminan kematian dan beasiswa pendidikan anak dari BPJS Ketenagakerjaan Manggarai Barat kepada ahli waris peserta di Labuan Bajo, Manggarai Barat, NTT beberapa waktu lalu. (FOTO ANTARA/HO-BPJS Ketenagakerjaan Manggarai Barat)

BPJS Ketenagakerjaan terus melakukan sosialisasi dan memberikan edukasi kepada pekerja sektor informal...
Labuan Bajo, NTT (ANTARA) - Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan atau BPJamsostek Cabang Manggarai Barat mencatat sebanyak 4.185 tenaga kerja sektor informal di tiga wilayah kerjanya yakni Manggarai, Manggarai Barat, dan Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur telah menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan.

"Kepesertaan pekerja informal sebanyak 4.185 pekerja dari target tahun ini 7.000 pekerja informal untuk tiga Manggarai ini," kata Kepala BPJS Ketenagakerjaan Kantor Cabang Manggarai Barat Ardi Nugraha Harahap di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Sabtu, (3/9/2022)

Pekerja sektor informal yang menjadi sasaran BPJS Ketenagakerjaan yakni petani, nelayan, pedagang kecil/mikro, pelaku UMKM, hingga ojek. Nominal iuran yang dibayarkan oleh pekerja sektor informal sebesar Rp16.800 per orang per bulan.

Ia mengatakan BPJS Ketenagakerjaan terus melakukan sosialisasi dan memberikan edukasi kepada pekerja sektor informal, pemerintah daerah, serta pemangku kepentingan terkait manfaat yang diperoleh ketika menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan.

Selain itu, BPJS Ketenagakerjaan mengoptimalkan pembayaran iuran dengan memperbanyak kanal kerja sama keagenan untuk mempermudah pekerja sektor informal dalam melakukan transaksi. Beberapa kanal diantaranya agen BRILink, BNI46, agen POS Indonesia, serta pembayaran daring di Tokopedia, Shopee, LinkAja, Grab, dan perbankan.

Ardi mengakui kesadaran pekerja sektor informal masih rendah sehingga mereka belum mau mendaftarkan diri sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan. Selain itu masih ada stigma terkait mekanisme asuransi yang susah klaim yang turut menjadi faktor penyebab pekerja sektor informal enggan mendaftarkan diri.

Meski demikian, BPJS Ketenagakerjaan terus mengoptimalkan perluasan informasi terkait manfaat yang diperoleh peserta. Ardi menjelaskan BPJS Ketenagakerjaan terus mempermudah mekanisme pendaftaran dan pembayaran iuran. Selain itu, masyarakat pun dapat dengan mudah memperoleh informasi jika ingin menjadi peserta.

Dengan berbagai upaya itu, pihaknya berharap semakin banyak masyarakat khususnya pekerja sektor informal yang mau menjadi peserta dan mendapatkan banyak manfaat untuk perlindungan sosial mereka.

"Manfaat kepesertaan terus bertambah. Rugi apabila tidak menjadi peserta dengan iuran yang sangat terjangkau, manfaat yang sangat besar, seperti tambahan manfaat beasiswa kepada anak peserta," demikian Ardi Nugraha Harahap.

Baca juga: BPJamsostek Sumba Timur optimalkan sosialisasi perluas kepesertaan

Baca juga: Imigrasi Maumere ikut sosialisasi program JKN