PLN implementasi TOSS dukung pengelolaan sampah di Ende
Melalui implementasi TOSS, sampah organik diolah menjadi pelet biomassa yang digunakan untuk co-firing...
Labuan Bajo (ANTARA) - PT PLN (Persero) mengimplementasikan Teknologi Olah Sampah di Sumbernya (TOSS) untuk mendukung pengelolaan sampah menjadi produk yang bermanfaat dan bernilai ekonomis di Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT).
"Melalui implementasi TOSS, sampah organik diolah menjadi pelet biomassa yang digunakan untuk co-firing. Selain itu pelet biomassa juga digunakan sebagai energi kerakyatan mensubstitusi penggunaan minyak tanah dan membantu mengurangi anggaran belanja pemerintah," kata Manager Unit Pelaksana Pembangkitan Flores PLN Unit Induk Wilayah NTT Andi Martha Siswahyudi ketika dihubungi dari Labuan Bajo, Minggu, (4/9/2022).
TOSS merupakan salah satu inovasi yang mengolah sampah organik seperti dedaunan, ranting, dan rumput, menjadi pelet biomassa yang digunakan untuk co-firing atau pencampuran pelet biomassa dengan batubara untuk menghasilkan energi listrik. Hal itu, lanjutnya, salah satu cara mendukung pencapaian target pemerintah dalam meningkatkan bauran Energi Baru Terbarukan (EBT) di pembangkit listrik menjadi 23 persen pada tahun 2025.
Sedangkan sampah anorganik diolah menjadi menjadi beberapa produk kreatif seperti suvenir, ekobrik, dan beberapa produk lainnya.
Implementasi TOSS telah dimulai dengan membangun ekosistem bersama pemerintah daerah dan masyarakat lewat penandatangan nota kesepahaman (MoU) tentang pengelolaan sampah menjadi produk yang bermanfaat dan bernilai ekonomis antara PLN dengan Bupati Ende, Uskup Agung Ende, SMKN 2 Ende, organisasi Nirlaba Anak Cinta Lingkungan (ACIL) Ende, dan PT Comestoarra Bentarra Noesantarra.
Beberapa lokasi yang menjadi tempat implementasi TOSS saat ini antara lain Koperasi Energi Baru Pancasila yang memproduksi pelet biomassa, SMKN 2 Ende dan perajin tembikar Desa Wolotolo Tengah yang memproduksi kompor pelet, ACIL Ende yang mengelola sampah anorganik, dan di Bhoanawa yang sedang mempersiapkan shelter untuk memproduksi pelet biomassa.
Baca juga: PLN alirkan listrik bagi 174 KK wilayah terpencil TTU
Sementara itu Ahli Pemanfaatan Energi Panas Ramah Lingkungan dari PUM Netherlands Profesor Theo van Der Meer mengapresiasi pengelolaan sampah biomassa yang sebelumnya dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) menjadi pelet.
Baca juga: PLN bantu 20 unit gerobak bagi pelaku usaha kuliner
"Salah satu aspek yang mendukung implementasi Program TOSS adalah semangat gotong royong dan kebersamaan para pihak dalam mewujudkan Kota Ende bebas dari sampah sehingga lingkungan lebih bersih dan sehat, sekaligus solusi masalah energi," katanya.
"Melalui implementasi TOSS, sampah organik diolah menjadi pelet biomassa yang digunakan untuk co-firing. Selain itu pelet biomassa juga digunakan sebagai energi kerakyatan mensubstitusi penggunaan minyak tanah dan membantu mengurangi anggaran belanja pemerintah," kata Manager Unit Pelaksana Pembangkitan Flores PLN Unit Induk Wilayah NTT Andi Martha Siswahyudi ketika dihubungi dari Labuan Bajo, Minggu, (4/9/2022).
TOSS merupakan salah satu inovasi yang mengolah sampah organik seperti dedaunan, ranting, dan rumput, menjadi pelet biomassa yang digunakan untuk co-firing atau pencampuran pelet biomassa dengan batubara untuk menghasilkan energi listrik. Hal itu, lanjutnya, salah satu cara mendukung pencapaian target pemerintah dalam meningkatkan bauran Energi Baru Terbarukan (EBT) di pembangkit listrik menjadi 23 persen pada tahun 2025.
Sedangkan sampah anorganik diolah menjadi menjadi beberapa produk kreatif seperti suvenir, ekobrik, dan beberapa produk lainnya.
Implementasi TOSS telah dimulai dengan membangun ekosistem bersama pemerintah daerah dan masyarakat lewat penandatangan nota kesepahaman (MoU) tentang pengelolaan sampah menjadi produk yang bermanfaat dan bernilai ekonomis antara PLN dengan Bupati Ende, Uskup Agung Ende, SMKN 2 Ende, organisasi Nirlaba Anak Cinta Lingkungan (ACIL) Ende, dan PT Comestoarra Bentarra Noesantarra.
Beberapa lokasi yang menjadi tempat implementasi TOSS saat ini antara lain Koperasi Energi Baru Pancasila yang memproduksi pelet biomassa, SMKN 2 Ende dan perajin tembikar Desa Wolotolo Tengah yang memproduksi kompor pelet, ACIL Ende yang mengelola sampah anorganik, dan di Bhoanawa yang sedang mempersiapkan shelter untuk memproduksi pelet biomassa.
Baca juga: PLN alirkan listrik bagi 174 KK wilayah terpencil TTU
Sementara itu Ahli Pemanfaatan Energi Panas Ramah Lingkungan dari PUM Netherlands Profesor Theo van Der Meer mengapresiasi pengelolaan sampah biomassa yang sebelumnya dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) menjadi pelet.
Baca juga: PLN bantu 20 unit gerobak bagi pelaku usaha kuliner
"Salah satu aspek yang mendukung implementasi Program TOSS adalah semangat gotong royong dan kebersamaan para pihak dalam mewujudkan Kota Ende bebas dari sampah sehingga lingkungan lebih bersih dan sehat, sekaligus solusi masalah energi," katanya.