Eskpor Bawang ke Timor Leste Terkendala Harga

id bawang merah

Eskpor Bawang ke Timor Leste Terkendala Harga

Pemerintah Kabupaten Belu, NTT masih menunda ekspor bawang merah ke Timor Leste, karena permintaan harganya terlalu rendah, yakni satu dolar AS per satu kilogram.

"Ekspor bawang belum bisa kami lakukan karena permintaan harga dari sana yang terlalu rendah hanya sekitar satu dolar," kata Bupati Willybrodus Lay.
Kupang (Antara NTT) - Bupati Belu Willybrodus Lay mengatakan ekspor bawang merah yang telah dijajaki pemerintahannya bersama tim upaya khusus (Upsus) dari Kementerian Pertanain ke negara tetangga Timor Leste belum terealisasi, karena terkendala harga yang diminta negara tujuan.

"Ekspor bawang belum bisa kami lakukan karena permintaan harga dari sana yang terlalu rendah hanya sekitar satu dolar," kata Bupati Willybrodus Lay saat dihubungi Antara dari Kupang, Senin, terkait rencana ekspor bawang merah ke Timor Leste.

Ia menjelaskan, sebelumnya pengusaha Timor Leste minta untuk mengimpor bawang merah hasil produksi kelompok tani di Desa Fatuketi, Kecamatan Kakuluk Mesak, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur karena selain potensi, hasilnya juga baik, dan mudah dijangkau.

Sebagai tindak lanjut, pemerintah setempat memasok sekitar 100 kilogram bawang dari komoditas yang dikembangkan di daerah itu untuk diteliti.

Ia mengatakan, telah mengutus petugas untuk memantau harga pasaran bawang merah di Timor Leste yang dijual dengan 1,5 dolar atau sekitar Rp 20.000 per kg.

"Sehingga kalau kami ekspor dengan harga di bawah jauh maka petani kami yang dirugikan, karena itu belum bisa dilakukan (ekspor) untuk saat ini," katanya.

Menurutnya, meskipun ekspor bawang belum terealisasi namun hasil-hasil petani bawang di daerahnya tetap mendapatkan pasar yang baik.

"Hasilnya masih bisa lancar dipasarkan ke daerah kabupaten lain sekitarnya di Pulau Timor maupun untuk tujuan antarpulau," katanya.

Menurutnya, produksi bawang merah di daerahnya menjadi salah satu pemasok untuk kebutuhan masyarakat di Provinsi Nusa Tenggara Timur yang disalurkan melalui Badan Urusan Logistik (Bulog).

Hingga Mei 2017 hasil bawang merah dari petani setempat yang telah dibeli Bulog melalu Cabang Atambua mencapai 1.500 kg atau 1,5 ton.

Untuk itu, Bupati Willybrodus meyakini pangsa pasar komoditas bawang merah tetap lancar dipasarkan baik melalui Bulog maupun dijual langsung ke daerah-daerah sekitarnya.

"Sehingga meskipun ekspor belum jadi tapi hasil-hasil bawang tetap aman dipasarkan, sementara itu produksinya juga terus kami dorong dan diperkuat agar terus meningkat dari waktu ke waktu," katanya.