BMKG Tidak Pelit Informasi

id Cuaca

BMKG Tidak Pelit Informasi

Apolonaris Geru

"Kami tidak pelit soal informasi cuaca dan iklim kepada masyarakat, karena informasi tersebut penting bagi mereka," kata Apolinaris Geru.
Kupang (Antara NTT) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Kupang Apolinaris Geru mengatakan pihaknya senantiasa memberikan informasi iklim yang akurat kepada masyarakat.

"Kami tidak pelit soal informasi cuaca dan iklim kepada masyarakat, karena informasi tersebut penting bagi mereka," kata Apolinaris Geru kepada Antara di Kupang, Senin, menjawab pertanyaan seputar peran BMKG dalam membantu petani, terutama pada musim hujan agar mereka bisa menanam pada waktunya.

Selama ini para petani sering terjebak hujan atau false rain/tricky rain. Hujan tipuan adalah hujan yang terjadi pada saat awal masuk musim hujan, tapi secara kategori klimatologis akumulasi hujan selama satu dasarian (10 hari) belum mencapai 50 milimeter atau lebih.

Setelah terjadi hujan 3-4 hari petani mengambil keputusan untuk menanam karena dirasakan musim hujan telah tiba. Namun setelah itu tidak terjadi hujan lagi selama dua minggu sampai tiga minggu (long dry spell).

Akibatnya petani mengalami gagal tanam karena tanaman menjadi layu dan merana bahkan mati kekeringan karena tidak ada air (hujan), katanya menjelaskan.

Dia menambahkan, saat ini BMKG juga sudah mulai menempatkan petugas pemantau iklim di setiap daerah, yang sebagian di antaranya adalah penyuluh pertanian dan juga pegawai negeri sipil serta masyarakat umum.

Penyuluh ini bertugas mengamati cuaca, khususnya pengamatan hujan setiap hari untuk dilaporkan ke BMKG setiap sepuluh hari.

Menurut dia, para petugas ini sudah dilatih dan mereka juga diberi tugas untuk memberikan informasi tentang iklim kepada masyarakat, terutama para petani di daerah-daerah.

"Selama ini, BMKG senantiasa juga memberikan informasi melalui media sosial, dan kegiatan sekolah lapang iklim untuk memberikan informasi iklim kepada masyarakat, tetapi masyarakat masih juga kurang paham," katanya.

Karena itu, petugas penyuluh inilah yang nantinya akan diberi peran untuk memberikan penjelasan tentang informasi cuaca yang lebih mudah dipahami.

"Tingkat pemahaman petani tentang iklim masih rendah, sehingga walaupun informasi ada, tetapi kalau tidak dipahamai juga sama saja. Jadi para penyuluh nantinya bisa memformulasikan bahasa yang lebih sederhana untuk bisa dipahami oleh para petani," katanya.

"Contoh ada atas normal, bawah normal, dasarian. Itukan orang binggung. Artinya, paling tidak masyarakat bisa memahami bahwa di daerah itu sudah benar-benar memasuki musim hujan dan sudah bisa mulai menanam, katanya.