Kupang (ANTARA News NTT) - Gubernur Nusa Tenggara Timur Viktor B Laiskodat mengatakan bahwa pihaknya hanya akan mengambil alih lokasi wisata Taman Nasional Komodo (TNK) di Manggarai Barat, ujung barat Pulau Flores.
"Untuk saat ini kami masih fokuskan di TN Komodo saja. Ini menjadi perhatian serius kami," katanya kepada wartawan di Kupang, Selasa, (4/12), terkait rencana pengambilalihan kawasan wisata TN Komodo dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan sekaligus rencana kenaikan harga tiket masuk ke kawasan wisata itu.
Provinsi berbasis kepulauan itu sendiri saat ini mempunyai dua Taman Nasional. Dua Taman Nasional itu adalah TNK Komodo di Manggarai Barat, kemudian TN Kelimutu di Kabupaten Ende.
Kedua TN itu mempunyai ciri khas wisata yang berbeda-beda. Untuk TN yang ada di Manggarai Barat terdapat hewan purba yakni Komodo (Veranus Komodoensis), sementara TN Kelimutu adalah danau tiga warga yang warnanya sering berubah di waktu-waktu tertentu.
Orang nomor satu di NTT itu menambahkan bahwa ada perbedaan antara TN Komodo dan TN Kelimutu. Di Kelimutu hal yang menarik adalah danau tiga warnanya.
Sementara di TN Komodo ada makhluk hidup yang harus diselamatkan. "Waktu saya berkunjung ke sana, saya melihat bahwa rantai makanannya tidak ada dan itu perlu diselamatkan," tambah dia.
Baca juga: Asita nilai kenaikan tarif masuk TNK wajar
Baca juga: Penetapan tarif masuk TNK harus sesuai regulasi
Jadi menurut dia kenaikan harga tiket masuk TNK itu wajar karena berbicara soal sesuatu yang dilindungi itu mahal.
"Bayangkan saja kita ke Galapagos, Ekuador harga tiket masuk mencapai 750 dolar per orang. Sementara kalau ke Bhutan, Nepal, harga tiket masuknya mencapai 250 dolar per orang, jadi wajar kalau di TN Komodo juga harga tiketnya naik," ujar dia.
Kata dia dengan uang dari hasil pembelian tiket tersebut, akan digunakan untuk membeli kebutuhan atau makanan dari Komodo baik di pulau Komodo atau di Pulau Rinca, sehingga tidak ada saling memakan di antara Komodo.
"Untuk saat ini kami masih fokuskan di TN Komodo saja. Ini menjadi perhatian serius kami," katanya kepada wartawan di Kupang, Selasa, (4/12), terkait rencana pengambilalihan kawasan wisata TN Komodo dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan sekaligus rencana kenaikan harga tiket masuk ke kawasan wisata itu.
Provinsi berbasis kepulauan itu sendiri saat ini mempunyai dua Taman Nasional. Dua Taman Nasional itu adalah TNK Komodo di Manggarai Barat, kemudian TN Kelimutu di Kabupaten Ende.
Kedua TN itu mempunyai ciri khas wisata yang berbeda-beda. Untuk TN yang ada di Manggarai Barat terdapat hewan purba yakni Komodo (Veranus Komodoensis), sementara TN Kelimutu adalah danau tiga warga yang warnanya sering berubah di waktu-waktu tertentu.
Orang nomor satu di NTT itu menambahkan bahwa ada perbedaan antara TN Komodo dan TN Kelimutu. Di Kelimutu hal yang menarik adalah danau tiga warnanya.
Sementara di TN Komodo ada makhluk hidup yang harus diselamatkan. "Waktu saya berkunjung ke sana, saya melihat bahwa rantai makanannya tidak ada dan itu perlu diselamatkan," tambah dia.
Baca juga: Asita nilai kenaikan tarif masuk TNK wajar
Baca juga: Penetapan tarif masuk TNK harus sesuai regulasi
Jadi menurut dia kenaikan harga tiket masuk TNK itu wajar karena berbicara soal sesuatu yang dilindungi itu mahal.
"Bayangkan saja kita ke Galapagos, Ekuador harga tiket masuk mencapai 750 dolar per orang. Sementara kalau ke Bhutan, Nepal, harga tiket masuknya mencapai 250 dolar per orang, jadi wajar kalau di TN Komodo juga harga tiketnya naik," ujar dia.
Kata dia dengan uang dari hasil pembelian tiket tersebut, akan digunakan untuk membeli kebutuhan atau makanan dari Komodo baik di pulau Komodo atau di Pulau Rinca, sehingga tidak ada saling memakan di antara Komodo.