Kupang (AntaraNews NTT) - Tour de Flores 2018 ditunda pelaksanaannya menjadi tahun 2019 karena pemerintah pada delapan kabupaten di daratan Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) tidak mengalokasikan dana dalam APBD masing-masing untuk kegiatan tersebut.
Chairman Tour de Flores, Primus Dorimulu yang dikonformasi Antara melalui pesan WhatsApp, Senin (9/7) mengatakan, Tour de Flores 2018 akan diundur menjadi tahun 2019, dengan harapan dukungan dari gubernur yang baru agar TdF bisa rutin digelar setiap tahun.
Dia menambahkan, anggaran untuk membiayai pelaksanaan Tour de Flores sekitar Rp15 miliar.
Pada TdF tahun 2017 lalu, Yayasan Alsemat mengeluarkan anggaran sekitar Rp4 miliar lebih. Sebagian besar dana berasal dari bantuan para sponsor.
Mengenai beban APBD kabupaten, dia mengatakan, pemerintah kabupaten menanggung anggaran sebesar Rp800 juta hingga Rp1 miliar pada setiap kegiatan.
Baca juga: TdF Belum Rangkul Pengusaha Lokal
Anggaran tertinggi yang harus disiapkan adalah Pemerintah Kabupaten Flores Timur dan Manggarai Barat di ujung barat Pulau Flores.
Dua daerah ini menanggung biaya lebih besar karena Flores Timur sebagai tempat start, para atlet harus bermalam selama dua malam di daerah itu.
Selain peserta menginap dua malam, para peserta harus dilayani untuk empat kali makan dan ada open ceremony, kata Primus Dorimulu menambahkan.
Sementara di Labuan Bajo, Manggarai Barat, ada kegiatan "closing ceremony".
Walaupun demikian, tidak semua pemerintah kabupaten mengeluarkan biaya sesuai dengan perjanjian, katanya.
Tour de Flores ini digelar pertama pada tahun 2016 dan sudah ditetapkan menjadi agenda tahunan secara nasional.
Baca juga: Balap Sepeda Jangan Bebani APBD
Chairman Tour de Flores, Primus Dorimulu yang dikonformasi Antara melalui pesan WhatsApp, Senin (9/7) mengatakan, Tour de Flores 2018 akan diundur menjadi tahun 2019, dengan harapan dukungan dari gubernur yang baru agar TdF bisa rutin digelar setiap tahun.
Dia menambahkan, anggaran untuk membiayai pelaksanaan Tour de Flores sekitar Rp15 miliar.
Pada TdF tahun 2017 lalu, Yayasan Alsemat mengeluarkan anggaran sekitar Rp4 miliar lebih. Sebagian besar dana berasal dari bantuan para sponsor.
Mengenai beban APBD kabupaten, dia mengatakan, pemerintah kabupaten menanggung anggaran sebesar Rp800 juta hingga Rp1 miliar pada setiap kegiatan.
Baca juga: TdF Belum Rangkul Pengusaha Lokal
Anggaran tertinggi yang harus disiapkan adalah Pemerintah Kabupaten Flores Timur dan Manggarai Barat di ujung barat Pulau Flores.
Dua daerah ini menanggung biaya lebih besar karena Flores Timur sebagai tempat start, para atlet harus bermalam selama dua malam di daerah itu.
Selain peserta menginap dua malam, para peserta harus dilayani untuk empat kali makan dan ada open ceremony, kata Primus Dorimulu menambahkan.
Sementara di Labuan Bajo, Manggarai Barat, ada kegiatan "closing ceremony".
Walaupun demikian, tidak semua pemerintah kabupaten mengeluarkan biaya sesuai dengan perjanjian, katanya.
Tour de Flores ini digelar pertama pada tahun 2016 dan sudah ditetapkan menjadi agenda tahunan secara nasional.
Baca juga: Balap Sepeda Jangan Bebani APBD