Kupang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur memperluas lahan tanaman jagung untuk program tanam jagung panen sapi (TJPS) seluas 39.000 hektare (ha) pada 2023.
"Pada musim tanam April-September 2023 ini, lahan jagung untuk program TJPS diperluas sekitar 39.000 ha sehingga total luas tanam mencapai sekitar 300 ribu ha," kata Sub Koordinator Sorealia Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi NTT J Nixson Mooy ketika dihubungi di Kupang, Rabu, (1/2/2023).
Nixson mengatakan, pemerintah provinsi terus memperluas lahan jagung setiap musim tanam. Nantinya pada musim tanam Oktober 2023-Maret 2024, luas tanam jagung ditargetkan bertambah 15.000 ha.
Untuk mencapai luas tanam yang ditargetkan, kata dia, pemerintah provinsi juga memberikan perhatian khusus berupa penyaluran pupuk dan benih jagung sebanyak 25 kilogram per ha.
Ia menjelaskan pelaksanaan program tersebut telah menunjukkan hasil berupa peningkatan produksi jagung hingga dipasarkan ke luar NTT. "Jagung yang dihasilkan biasanya dipasok untuk kebutuhan pabrik pakan seperti ke Surabaya, Jawa Timur," katanya.
Nixson menjelaskan, pelaksanaan program TJPS berjalan sejak 2019 dengan pola reguler atau dengan bantuan pemerintah.
Namun memasuki 2022 hingga saat ini, kata dia, pola pengembangan jagung diubah melalui pola kemitraan melibatkan berbagai pihak seperti pemerintah, petani, perbankan, pembeli (off taker).
"Jadi pemerintah mendukung dari sisi manajemen dan teknik, terkait bagaimana cara menanam, teknik budi daya, kemudian pascapanen sampai pemasaran, serta bagaimana juga cara budi daya hewan, dan sebagainya," katanya.
Selain itu, pemerintah juga mendorong petani untuk memperoleh kredit di bank melalui pendampingan untuk menyiapkan dokumen yang dipersyaratkan.
Baca juga: Lembata dukung petani optimalkan program TJPS
Baca juga: Pemkab Sikka kendalian hama ulat grayak
"Pada musim tanam April-September 2023 ini, lahan jagung untuk program TJPS diperluas sekitar 39.000 ha sehingga total luas tanam mencapai sekitar 300 ribu ha," kata Sub Koordinator Sorealia Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi NTT J Nixson Mooy ketika dihubungi di Kupang, Rabu, (1/2/2023).
Nixson mengatakan, pemerintah provinsi terus memperluas lahan jagung setiap musim tanam. Nantinya pada musim tanam Oktober 2023-Maret 2024, luas tanam jagung ditargetkan bertambah 15.000 ha.
Untuk mencapai luas tanam yang ditargetkan, kata dia, pemerintah provinsi juga memberikan perhatian khusus berupa penyaluran pupuk dan benih jagung sebanyak 25 kilogram per ha.
Ia menjelaskan pelaksanaan program tersebut telah menunjukkan hasil berupa peningkatan produksi jagung hingga dipasarkan ke luar NTT. "Jagung yang dihasilkan biasanya dipasok untuk kebutuhan pabrik pakan seperti ke Surabaya, Jawa Timur," katanya.
Nixson menjelaskan, pelaksanaan program TJPS berjalan sejak 2019 dengan pola reguler atau dengan bantuan pemerintah.
Namun memasuki 2022 hingga saat ini, kata dia, pola pengembangan jagung diubah melalui pola kemitraan melibatkan berbagai pihak seperti pemerintah, petani, perbankan, pembeli (off taker).
"Jadi pemerintah mendukung dari sisi manajemen dan teknik, terkait bagaimana cara menanam, teknik budi daya, kemudian pascapanen sampai pemasaran, serta bagaimana juga cara budi daya hewan, dan sebagainya," katanya.
Selain itu, pemerintah juga mendorong petani untuk memperoleh kredit di bank melalui pendampingan untuk menyiapkan dokumen yang dipersyaratkan.
Baca juga: Lembata dukung petani optimalkan program TJPS
Baca juga: Pemkab Sikka kendalian hama ulat grayak