Ende (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur melakukan penanganan darurat bencana di tiga kecamatan terdampak tanah longsor dan banjir bandang akibat cuaca ekstrem sejak Januari hingga pertengahan Februari 2023.
"Dari data yang kami rekap, ada kejadian bencana di tiga kecamatan yakni Kecamatan Maurole, Wewaria, dan Kota Baru," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Ende Maria Yasinta Sare di Ende, Rabu, (15/2/2023).
Dia menyebut ada tiga desa di Kecamatan Maurole yang terdampak bencana, yakni Desa Maurole, Watukamba, dan Woloau. Beberapa kejadian bencana, antara lain rumah warga yang rusak ringan dan sedang karena terjangan angin kencang, serta empat rumah warga dan sekolah yang terendam banjir.
Untuk bencana yang merusak rumah warga, BPBD telah mendata dan berkoordinasi dengan Dinas Sosial setempat guna pemberian bantuan sosial sementara.
Selanjutnya desa yang terdampak bencana di Kecamatan Wewaria, yakni Desa Fataatu Timur, Ae Ndoko, Wewaria, dan Tanali. Beberapa kejadian bencana di daerah ini, yakni banjir merendam 10 hektare lahan persawahan dan satu jalan desa terputus yang menyulitkan akses transportasi. Selain itu, banjir setinggi 40 cm di beberapa rumah warga dan ancaman longsor di dekat rumah sakit pratama.
BPBD telah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan untuk penanganan tanah longsor di pada Rumah Sakit Pratama Tanali guna menghindarkan fasilitas publik tersebut dari ancaman longsor susulan.
Di ruas jalan yang sempat terputus, BPBD Ende juga berkoordinasi dengan Dinas PUPR, baik provinsi maupun kabupaten, Balai Wilayah Sungai, dan Balai Pelaksanaan Jalan Nasional NTT.
Di daerah terdampak bencana di Kecamatan Kota Baru, yakni Desa Tou yang mana putusnya akses jalan Trans Utara Flores, BPBD telah berkoordinasi dengan Dinas PUPR provinsi dan kabupaten untuk penanganannya.
"Jalan Tou itu sudah selesai, lalu untuk jalan desa ke Desa Ae Ndoko karena melewati kali, kami sudah sampaikan ke PUPR Kabupaten," ucapnya.
BPBD tidak bekerja sendiri dalam penanganan bencana di daerah. BPBD telah mengaktifkan posko siaga bencana untuk memudahkan koordinasi dan aktif menerima laporan kejadian bencana lewat telepon atau grup media sosial.
"Dengan kejadian ini SK penetapan status bencana tengah berproses untuk ditandatangani bupati. SK darurat ini bisa dipakai oleh kami dan dinas lainnya untuk penanganan darurat," katanya.
Baca juga: BPBD Mabar perkuat koordinasi lewat posko siaga bencana
Baca juga: Jalur utara Pulau Flores terputus akibat longsor
"Dari data yang kami rekap, ada kejadian bencana di tiga kecamatan yakni Kecamatan Maurole, Wewaria, dan Kota Baru," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Ende Maria Yasinta Sare di Ende, Rabu, (15/2/2023).
Dia menyebut ada tiga desa di Kecamatan Maurole yang terdampak bencana, yakni Desa Maurole, Watukamba, dan Woloau. Beberapa kejadian bencana, antara lain rumah warga yang rusak ringan dan sedang karena terjangan angin kencang, serta empat rumah warga dan sekolah yang terendam banjir.
Untuk bencana yang merusak rumah warga, BPBD telah mendata dan berkoordinasi dengan Dinas Sosial setempat guna pemberian bantuan sosial sementara.
Selanjutnya desa yang terdampak bencana di Kecamatan Wewaria, yakni Desa Fataatu Timur, Ae Ndoko, Wewaria, dan Tanali. Beberapa kejadian bencana di daerah ini, yakni banjir merendam 10 hektare lahan persawahan dan satu jalan desa terputus yang menyulitkan akses transportasi. Selain itu, banjir setinggi 40 cm di beberapa rumah warga dan ancaman longsor di dekat rumah sakit pratama.
BPBD telah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan untuk penanganan tanah longsor di pada Rumah Sakit Pratama Tanali guna menghindarkan fasilitas publik tersebut dari ancaman longsor susulan.
Di ruas jalan yang sempat terputus, BPBD Ende juga berkoordinasi dengan Dinas PUPR, baik provinsi maupun kabupaten, Balai Wilayah Sungai, dan Balai Pelaksanaan Jalan Nasional NTT.
Di daerah terdampak bencana di Kecamatan Kota Baru, yakni Desa Tou yang mana putusnya akses jalan Trans Utara Flores, BPBD telah berkoordinasi dengan Dinas PUPR provinsi dan kabupaten untuk penanganannya.
"Jalan Tou itu sudah selesai, lalu untuk jalan desa ke Desa Ae Ndoko karena melewati kali, kami sudah sampaikan ke PUPR Kabupaten," ucapnya.
BPBD tidak bekerja sendiri dalam penanganan bencana di daerah. BPBD telah mengaktifkan posko siaga bencana untuk memudahkan koordinasi dan aktif menerima laporan kejadian bencana lewat telepon atau grup media sosial.
"Dengan kejadian ini SK penetapan status bencana tengah berproses untuk ditandatangani bupati. SK darurat ini bisa dipakai oleh kami dan dinas lainnya untuk penanganan darurat," katanya.
Baca juga: BPBD Mabar perkuat koordinasi lewat posko siaga bencana
Baca juga: Jalur utara Pulau Flores terputus akibat longsor