Labuan Bajo (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau warga pesisir di Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk mewaspadai potensi banjir pesisir (rob) yang diprakirakan terjadi pada 11-12 Juni 2025.
"Fenomena bulan purnama pada 11 Juni 2025 dapat memicu pasang air laut maksimum," kata Kepala Stasiun Meteorologi Komodo Maria Seran dihubungi di Labuan Bajo, Rabu (11/6)
Maria menambahkan saat bulan purnama, gaya gravitasi bulan dan matahari saling memperkuat. Hal ini menyebabkan terjadinya pasang maksimum (pasang besar) dan surut minimum (surut dalam), biasa disebut spring tide.
Pada wilayah pesisir seperti Manggarai Barat, kondisi tersebut dapat meningkatkan potensi banjir pesisir (rob) saat pasang, dan air laut mundur jauh saat surut.
Pasang maksimum bisa menggenangi pelabuhan, tambak, dan area pemukiman dekat pantai atau wilayah pesisir.
"Surut ekstrem juga dapat mengganggu aktivitas pelayaran kapal kecil dan nelayan, terutama di perairan sekitar Taman Nasional Komodo yang mana merupakan gugusan pulau-pulau kecil dengan kedalaman kedalaman lautnya yg tidak terlalu dalam dan jika disertai angin kencang dan gelombang tinggi, dampaknya bisa lebih luas," katanya.
Baca juga: BMKG memprakirakan mayoritas daerah Indonesian diguyur hujan pada Kamis
Ia menjelaskan berdasarkan prakiraan, kondisi cuaca cerah berawan tetap disertai angin tenggara dengan kecepatan cukup tinggi dan gelombang laut sedang di perairan selatan, yang dapat memperkuat potensi rob meski cuaca cerah berawan.
Baca juga: BMKG memprakirakan cuaca berawan dan hujan pada akhir pekan
Maria mengingatkan wilayah pesisir yang perlu meningkatkan kewaspadaan di Kabupaten Manggarai Barat antara lain Kecamatan Komodo, Macang Pacar, dan Lembor Selatan, terutama yang berada dekat garis pantai atau kawasan pelabuhan dan tambak.
"Genangan rob berpotensi mengganggu aktivitas pelabuhan, nelayan, dan kegiatan masyarakat lainnya," kata Maria.